Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berhenti Sejenak, Cara Jitu Atasi Stres Akibat Gadget

12 Agustus 2024   06:55 Diperbarui: 14 Agustus 2024   18:02 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua dimulai dari suatu sore yang cerah, ketika aku duduk di teras rumah, menikmati secangkir teh hangat. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut, menyapu rambutku yang mulai beruban. Namun, alih-alih menikmati momen itu, aku malah sibuk memeriksa notifikasi yang terus berdatangan di ponselku. Setiap bunyi 'ping' dari layar ponsel seperti memanggilku, menarikku lebih dalam ke dalam dunia yang seolah tak pernah tidur.

Aku sadar, bukan hanya fisikku yang lelah, tapi juga pikiranku. Mataku mulai perih, kepalaku pusing, dan rasa cemas tiba-tiba muncul tanpa sebab yang jelas. Inilah yang disebut technostress, stres yang muncul akibat penggunaan teknologi secara berlebihan. Saat itu, aku merasa seperti terperangkap dalam lingkaran tanpa ujung, di mana waktu luangku dihabiskan dengan menatap layar, bukannya menikmati hidup yang sebenarnya.

Aku pun mulai bertanya-tanya, "Apakah ini cara yang benar untuk hidup? Apakah teknologi yang seharusnya memudahkan kita, justru menjadi beban?" Pertanyaan-pertanyaan ini membuatku merenung, dan aku pun memutuskan untuk mengambil langkah kecil tapi signifikan: berhenti sejenak dari gadget.

Langkah pertama yang kuambil adalah menetapkan batas waktu penggunaan gadget. Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi sangat efektif. Aku mulai menetapkan aturan bagi diriku sendiri, seperti mematikan notifikasi saat makan atau tidak membawa ponsel ke kamar tidur. Awalnya, ini terasa sulit, karena aku terbiasa selalu terhubung dengan dunia maya. Namun, seiring waktu, aku mulai merasakan manfaatnya.

Misalnya, tidurku menjadi lebih nyenyak tanpa gangguan notifikasi. Sebelum ini, ponselku selalu berada di samping tempat tidur, dan setiap kali ada notifikasi, aku akan terbangun dan memeriksanya. Ini mengganggu pola tidurku, membuatku merasa lelah dan tidak segar keesokan harinya. Namun, setelah aku memutuskan untuk tidak membawa ponsel ke kamar tidur, tidurku menjadi lebih berkualitas. Aku terbangun dengan perasaan lebih segar dan siap menghadapi hari.

Selain itu, aku mulai mengganti kebiasaan membawa ponsel ke tempat tidur dengan membaca buku. Membaca buku sebelum tidur bukan hanya membuatku rileks, tetapi juga membantu menenangkan pikiran. Buku-buku yang kubaca tidak selalu buku berat; kadang aku membaca novel ringan atau buku motivasi yang memberikan inspirasi. Hasilnya, tidurku menjadi lebih nyenyak, dan aku merasa lebih tenang.

Langkah kedua yang kuambil adalah mencoba lebih sering keluar rumah tanpa membawa ponsel. Ini adalah tantangan besar bagiku, karena ponsel telah menjadi bagian penting dalam hidupku. Namun, aku ingin membuktikan bahwa aku masih bisa menikmati hidup tanpa bergantung pada teknologi. Aku mulai dengan berjalan-jalan di taman dekat rumah tanpa membawa ponsel. Pada awalnya, rasanya aneh dan sepi. Namun, seiring waktu, aku mulai menikmati momen-momen tersebut.

Bayangkan betapa indahnya menikmati udara segar, mendengarkan suara burung berkicau, atau melihat matahari terbenam tanpa merasa perlu memotret atau mengunggahnya ke media sosial. Aktivitas ini membantuku benar-benar hadir dalam momen tersebut, tanpa gangguan teknologi. Aku bisa merasakan angin yang sepoi-sepoi, mencium aroma rumput yang baru dipotong, dan mendengar suara anak-anak yang bermain di kejauhan. Ini adalah momen-momen sederhana yang sering kali terlewatkan ketika kita terlalu sibuk dengan gadget kita.

Selain itu, aku juga mulai berlatih mindfulness. Mindfulness adalah praktik kesadaran penuh yang melibatkan memperhatikan momen saat ini tanpa penilaian. Ketika aku berjalan-jalan di taman, aku mencoba untuk benar-benar hadir dalam momen tersebut. Aku memperhatikan setiap langkah yang kuambil, merasakan tanah di bawah kakiku, dan mendengarkan suara-suara di sekitarku. Ini membantuku merasa lebih terhubung dengan diriku sendiri dan dengan alam di sekitarku.

Langkah ketiga yang kuambil adalah mengatur jadwal detoks digital. Setiap akhir pekan, aku mencoba untuk tidak menggunakan gadget sama sekali. Aku menyebutnya "hari tanpa layar." Pada hari-hari ini, aku fokus pada aktivitas yang tidak melibatkan teknologi, seperti membaca buku, menulis di jurnal, atau melakukan hobi seperti melukis dan memasak. Detoks digital ini memberiku kesempatan untuk mengisi ulang energi dan mengembalikan keseimbangan dalam hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun