Kecemasan juga merupakan dampak umum dari bullying. Korban seringkali merasa cemas, takut, dan was-was dalam berbagai situasi, terutama di lingkungan sekolah. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi mereka dalam belajar dan berinteraksi dengan orang lain, serta meningkatkan risiko pengembangan masalah kecemasan yang lebih serius di masa depan. Gangguan tidur adalah dampak lain yang sering dialami oleh korban bullying. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, terbangun secara teratur di malam hari, atau bahkan mengalami mimpi buruk yang berulang kali. Gangguan tidur ini dapat menyebabkan kelelahan, penurunan konsentrasi, dan berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental mereka secara keseluruhan (Saputri, 2020).
Selain dampak psikologis yang langsung terlihat, bullying juga dapat menyebabkan korban merasa tidak aman dan terisolasi di lingkungan sekolah. Perasaan tidak aman ini dapat menghambat partisipasi korban dalam kegiatan sekolah dan sosial, serta mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional mereka secara keseluruhan. Dengan demikian, penting untuk memahami dampak-dampak ini secara mendalam agar langkah-langkah pencegahan dan intervensi yang tepat dapat diimplementasikan. Pencegahan bullying bukan hanya tentang mengurangi insiden bullying itu sendiri, tetapi juga tentang melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan korban sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Sari, 2022).
Peranan Masyarakat
Mengatasi tren bunuh diri di kalangan remaja memerlukan pendekatan holistik dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Peranan masyarakat sangat penting mulai dari meningkatkan kesadaran dan edukasi publik terkait kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri, memberikan dukungan emosional dan lingkungan yang kondusif bagi remaja  berisiko, hingga mendorong terciptanya kebijakan publik yang efektif (Rohmah, 2020).Masyarakat dapat membantu menghapus stigma dan membekali keluarga korban agar lebih memahami, mengenali, serta merespons  tanda-tanda bunuh diri pada remaja. Pencegahan bullying melalui advokasi dan kampanye anti-bullying juga mutlak diperlukan agar remaja merasa didukung dan terbebas dari intimidasi atau pelecehan yang berisiko memicu depresi hingga keinginan bunuh  diri. Partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat sangat menentukan keberhasilan penanganan tren bunuh diri.
Referensi
Karisma, Nurul, Aida Rofiah, Siti Nur Afifah, and Yuni Mariani Manik. 2023. "Kesehatan Mental Remaja dan Tren Bunuh Diri: Peran Masyarakat Mengatasi Kasus Bullying di Indonesia." Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan 561-562.
Yulianti, Ipa Pakpahan, Dila Angraini, Resty Ayunabilla, Alma Aura Febia, and Muhammad Ilham. 2024. "Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental." Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia 155-158.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H