Mohon tunggu...
Yasmin salwa Darmawan
Yasmin salwa Darmawan Mohon Tunggu... Administrasi - seorang pelajar

Pelajar -Desain Grafika

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Millenial dan Tongkat Estafet Pertanian Kita

14 Mei 2019   11:44 Diperbarui: 14 Mei 2019   11:45 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produksi pertanian yang stabil akan menjadi pondasi kuat untuk meninggalkan ketergantungan impor pangan | Dokuemntasi Pribadi

Dan akhirnya petani kita menyerah untuk bertanam komoditas pertanian yang umum ditanam. Sehingga produknya komoditasnya banjir di pasaran tatkala panen bersamaan, membuat harga komoditas tadi di tingkat petani menjadi murah.

Kata kuncinya, kita memang kalah bersaing-kan dalam SDM pertanian, terutama para Millenial yang mau menjadi petani modern, berdasarkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan tantangan itu.

Dari situ, kita bisa ngeh, jika semua itu perlu proses belajar dari sekarang, lewat apa saja! Ya bisa belajar dari Gajet kok.

Impor, pekerjaan rumah besar!

Masih soal bawang putih. Kementrian Pertanian mencatat tren produksi bawang putih, naik-turun di medio 2013-2016. Puncaknya 2016, produksinya 21.150 ton. Di 2017 turun 19.510 ton.

Lahan pertanian bawang putih di Indonesia juga susut. Tahun 2014 luas lahan panen mencapai 1.913 Ha menyusut dibanding 2013 yang mencapai 2.479 Ha.

Nah, di 2017 lahan panen bawang putih tercatat 2.146 Ha. Jika dibanding-bandingkan dengan negara Cina pada tahun 2014 lahan pertanian untuk produksi bawang putih sudah mencapai 785.452 Ha.

Artinya? Luas areal pertanian  mempengaruhi tingkat produktivitas bawang putih. Akibatnya, di tahun 2018 lalu, sebanyak 97% kebutuhan bawang putih nasional bisa dipenuhi dengan melakukan impor 587.942 ton. Angka itu terus naik semenjak tahun 2016. Kedepan bisa saja lebih besar lagi!

Nah, kita bisa katakan sebenarnya Indonesai hanya mampu memproduksi 4% dari total kebutuhan bawang putih nasional setiap tahunnya. Karena produksi bawang putih kita minim kulitas maupun kuantitasnya.

Hambatan industri Pertanian di Indonesia!

Secuil kisah sang bawang-putih diatas bisa saja menggambarkan problematika pertanian kita secara umum. Permasalahan seriusnya yang bisa kita tangkap, yakni ada dua, susutnya lahan pertanian dan juga pelaku pertanian/re-generasi petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun