Mohon tunggu...
Yasmin Nuriyah Rahmadani
Yasmin Nuriyah Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Saya memiliki minat di bidang penalaran dan penelitian. Saya sering membaca berbagai jurnal tentang isu kesehatan maupun isu terkini lainnya. Saya hobi membaca buku fiksi, seperti novel karena saat membaca novel saya merasa dapat mengekspresikan diri saya dengan leluasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Simak Bahaya Tren Vaping di Kalangan Remaja yang Harus Diwaspadai

3 Januari 2023   12:17 Diperbarui: 3 Januari 2023   12:23 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest dan hasil edit penulis

Sama seperti rokok tembakau, vaping juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Vape mengandung bahan kimia seperti diacetyl, formaldehyde dan acrolein yang serupa dengan karsinogen. Karsinogen adalah zat pemicu kanker. Zat ini bekerja dengan merusak DNA secara langsung dalam tubuh pengguna vape sehingga bila dihirup dalam jangka waktu lama dapat memicu munculnya sel-sel kanker. Dampaknya, sel dalam paru-paru akan bermutasi dan tumbuh secara tak terkendali.

Mempengaruhi Kesuburan Pria

Penggunaan vape dapat menyebabkan disfungsi ereksi serta dapat menimbulkan gangguan kesuburan pada pria. Nikotin, zat aditif, propylene glycol, serta zat-zat kimia lain yang terkandung dalam cairan vape bisa memengaruhi kualitas sperma. Zat kimia berbahaya yang terkandung dalam vape dapat membunuh banyak sel testis sehingga dapat menghasilkan sperma yang tidak sehat dengan bentuk yang tidak normal. Kebiasaan mengisap vape dapat menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Selain menurunkan performa seks dan kesuburan pria, vape berisiko menyebabkan efek berupa kecanduan nikotin. Semakin kecanduan, makin buruk pula dampak vape yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan.

Perangkat vape yang memiliki perbedaan pada suhu, dan watt yang digunakan untuk memanaskan nikotin, zat perasa, dan bahan kimia lainnya dapat menyebabkan kadar nikotin yang lebih tinggi dalam aerosol (partikel cair di udara) yang dihasilkan. Saat usia remaja, perkembangan otaknya sedang berlangsung sehingga lebih sensitif terhadap efek adiktif nikotin, dan kecanduan. Ketika pada usia muda sudah mengonsumsi nikotin, maka kemungkinan kecanduan nikotin akan semakin kuat. Jadi, bukan suatu alasan untuk mengonsumsi vape agar bisa berhenti merokok. Baik merokok tembakau maupun vape (rokok elektrik) sama-sama berisiko menimbulkan masalah kesehatan yang tidak sepele, khususnya dalam keadaan akut dan subakut. Terdapat cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa vaping merusak kesehatan secara keseluruhan.

REFERENSI

Lestari, D. (2021). Tak Lebih Baik dari Rokok, Vape Tingkatkan Risiko Impotensi Pada Pria. https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/vape-menyebabkan-kecanduan/. [diakses online pada 2 Januari 2023]

Pratiwi, R. (2021). Apakah Vape Bisa Menyebabkan Ketagihan?. https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/vape-menyebabkan-kecanduan/. [diakses online pada 2 Januari 2023]

Sanchez, S., Kaufman, P., Pelletier, H., Baskerville, B., Feng, P., O'Connor, S., Schwartz, R., & Chaiton, M. (2021). Is vaping cessation like smoking cessation? A qualitative study exploring the responses of youth and young adults who vape e-cigarettes. Addictive Behaviors, 113(April 2020), 106687. https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2020.106687

Walley, Susan Chu., and Karen Wilson. (2021). Electronic Cigarettes and Vape Devices: A Comprehensive Guide for Clinicians and Health Professionals. Switzerland: Springer Nature Switzerland AG

Yingst, J. M., Foulds, J., Veldheer, S., Hrabovsky, S., Trushin, N., Eissenberg, T. T., Williams, J., Richie, J. P., Nichols, T. T., Wilson, S. J., & Hobkirk, A. L. (2019). Nicotine absorption during electronic cigarette use among regular users. PLoS ONE, 14(7), 1--15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0220300

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun