Psikologi Pendidikan, Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangan Psikomotorik

Psikologi Pendidikan: Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangan Psikomotorik

Pertumbuhan 

Pertumbuhan dalam psikologi pendidikan adalah perubahan fisik yang terjadi pada seseorang seiring bertambahnya usia, terutama selama masa kanak-kanak dan remaja. Pertumbuhan ini melibatkan peningkatan ukuran tubuh, tinggi badan, berat badan, serta perkembangan organ-organ tubuh. Proses pertumbuhan ini penting karena membentuk dasar untuk perkembangan anak dalam berbagai aspek kehidupan.  

Pertumbuhan seseorang tidak hanya bergantung pada satu faktor saja, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: 

1. Faktor Biologis: Gen atau sifat-sifat bawaan dari orang tua, kesehatan fisik, dan perkembangan otak sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik seseorang. 

2. Faktor Lingkungan: Lingkungan sekitar, seperti keluarga, sekolah, teman sebaya, dan kondisi sosial ekonomi, juga berperan dalam proses pertumbuhan. Misalnya, anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang peduli dan mendukung biasanya mengalami pertumbuhan yang lebih baik. 

3. Faktor Psikologis: Motivasi, kepribadian, dan pengalaman masa lalu seorang anak turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan emosinya. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang memberikan dukungan emosional cenderung lebih percaya diri dan memiliki motivasi yang baik untuk berkembang. 

4.  Faktor Budaya: Norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, serta peran gender, juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya, di beberapa budaya, anak perempuan dan laki-laki mungkin didorong untuk mengembangkan keterampilan yang berbeda. 

5. Faktor Emosional: Kesejahteraan emosional, kemampuan mengelola stres, dan dukungan emosional dari orang-orang di sekitarnya sangat memengaruhi proses pertumbuhan. 

Perkembangan dan Tahapan Perkembangan Anak 

Perkembangan adalah proses peningkatan kemampuan dan keterampilan tubuh yang semakin kompleks, seperti kemampuan motorik kasar (contohnya berjalan dan berlari), motorik halus (misalnya memegang dan menggenggam), bicara dan bahasa, sosialisasi, serta kemandirian. 

Proses perkembangan ini melibatkan interaksi antara pertumbuhan fisik dan pematangan saraf otak dengan pengalaman yang dialami anak sehari-hari. Dengan kata lain, perkembangan adalah peningkatan dalam kemampuan organ-organ tubuh untuk berfungsi dengan baik. 

Dalam psikologi, terdapat beberapa teori mengenai tahapan perkembangan anak. Salah satu teori terkenal adalah teori dari Jean Piaget, yang membagi perkembangan anak menjadi empat tahap berdasarkan usia: 

• Usia 0--2 tahun (Sensorimotorik): Pada tahap ini, perkembangan otak anak berlangsung sangat cepat, mencapai sekitar 80% dari total kapasitas otaknya. Anak belajar memahami dunia melalui gerakan tubuh dan pancaindra, seperti melihat, menyentuh, dan mendengar.
• Usia 2--7 tahun (Praoperasional): Di sini, anak mulai bisa berpikir dan belajar hal-hal dari sudut pandangnya sendiri atau egosentris. Mereka mulai belajar bicara dan menyusun konsep dasar meskipun belum bisa berpikir secara logis.
• Usia 7--11 tahun (Operasional Konkret): Anak-anak pada tahap ini mulai memahami konsep logis dan konkret, seperti menghitung atau memahami urutan waktu. Mereka juga mulai bisa melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
• Usia 11 tahun ke atas (Operasional Formal): Anak sudah mampu berpikir secara abstrak, membuat rencana, dan menganalisis situasi dengan lebih kompleks. Mereka juga mulai mampu merumuskan ide-ide yang lebih kreatif dan berpikir kritis.

Sementara itu, teori Vygotsky menekankan bahwa perkembangan anak tidak selalu mengikuti tahapan tertentu, melainkan lebih dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya tempat mereka dibesarkan. Anak berkembang dengan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, seperti orang tua, guru, atau teman sebaya. 

Perkembangan Psikomotorik 

Perkembangan motorik berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengendalikan gerakan tubuhnya. Kemampuan ini terbagi menjadi motorik kasar, seperti berjalan, berlari, dan melompat, serta motorik halus, seperti menggenggam, meraih, atau menulis. Perkembangan motorik penting bagi anak agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan lebih mandiri. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak antara lain: 

• Faktor Genetik: Gen yang diwariskan dari orang tua turut menentukan potensi perkembangan motorik anak. Misalnya, anak yang lahir dengan kecenderungan genetik tertentu mungkin memiliki kemampuan motorik yang lebih cepat berkembang.
• 
  
• Faktor Lingkungan: Lingkungan yang mendukung, seperti adanya ruang bermain yang aman, dapat membantu anak mengasah keterampilan motoriknya. Sebaliknya, lingkungan yang kurang memadai bisa menghambat perkembangan gerak anak.
• 
  
• Kondisi Kesehatan Saat Lahir: Kondisi kesehatan ibu selama kehamilan, seperti nutrisi yang cukup dan kesehatan emosional, dapat mempengaruhi perkembangan bayi. Anak yang lahir prematur atau mengalami masalah kesehatan saat lahir seringkali mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya.