"RIANA!!!" Teriak Daniel sambil memeluk Akira.
"APA YANG KAMU LAKUKAN TERHADAP AKIRA?!!!" Daniel kembali berseru marah kepada Riana, gadis tersebut hanya menunduk.
"A-aku....aku tidak melakukan apapun..." Jawab Riana dengan rasa takut yang menyebar ke seluruh tubuhnya.
"Jangan alasan! Sudah jelas bahwa kamu memukul perut Akira!! Lihatlah wajahnya yang takut dan badannya yang gemetar!" Daniel tetap memeluk Akira. Riana menunduk dalam-dalam.
"oh? sekarang kamu diam? kenapa? kehabisan kata-kata?" Daniel tetap memasang wajah marah.
"Ketua OSIS! Bagaimana jika kita keluarkan Riana dari sekolah ini?! dia sangat mengganggu ketenangan kita!" Para siswa bersorak membenarkan siswa yang berbicara tadi. Daniel diam sebentar dan melihat kerumunan siswa, jantung Riana berdetak kencang.
"Tidak...aku tidak akan mengeluarkan Riana dari sekolah ini"Â
"Kenapa?!! Dia hanyalah beban yang menyalahkan Akira!!"Â
"Aku akan mencari kesalahan yang dilakukan Riana kepada Akira"Â
Semua siswa diam lalu setuju dengan Daniel, Akira yang sedang dalam pelukan Daniel menyeringai bahagia. Riana hanya ter tunduk dan diam di lantai, Molan yang ada di belakangnya membantu Akira untuk duduk di sofa sambil menenangkan nya. Masalah ini sangat rumit untuk Riana, tidak ada yang membantu maupun membela Riana, Riana keluar dari Ruang OSIS dengan cacian yang keluar dari mulut siswa lain, Ia pergi ke kelasnya dan duduk sendirian di sana sedangkan siswa lain sedang menenangkan Akira di ruang OSIS.
Keesokan harinya saat Riana berangkat pagi-pagi sekali ia mendengar suara kucing, tapi ia menghiraukan nya mengira bahwa itu hanya kucing yang biasa berkeliaran di sekolahnya, tapi suara kucing itu terdengar lagi dan Riana merasakan getaran yang aneh di lehernya, tapi tiba-tiba muncul kucing di depan kelas yang sedang menatap tajam ke arah Riana dan Riana pun ter sadar bahwa itu adalah kucing yang di bicarakan oleh Daniel tapi Riana ragu untuk pergi ke ruang OSIS. Beberapa saat kemudian kucing itu mengeong lagi dan tetap menatap tajam ke arah Riana, Riana pun menghela nafas lalu berdiri dan berjalan ke ruang OSIS bersama kucing itu. Sesampainya Riana di ruang OSIS, Daniel dan guru yang kemarin sedang duduk dan membicarakan sesuatu.