Mohon tunggu...
Yasmin khoirunnisa
Yasmin khoirunnisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

aku siswa MTsN 1 kota Malang. mempunyai hobi 3M (Membaca, Menulis, Menggambar). aku suka baca novel, menulis cerita fiksi, dan menggambar tidak jelas dan sangat random. kalau di kelas aku suka tidak jelas dan kalau belum kenal saya sangat introvert.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Primadona Sekolah (6)

29 Februari 2024   21:03 Diperbarui: 29 Februari 2024   21:10 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Daniel dan Riana bekerja sama untuk mengungkap kebenaran, mereka memulai untuk membicarakan rencana untuk mengungkap kebenaran tersebut.

"Jadi...itu saja kah?" Riana menoleh kepada Daniel.

"Iya...aku harap kamu bisa melampaui ini..dan aku minta maaf jika aku terlalu keras nanti" 

"Tidak mengapa, Daniel aku akan berusaha..." Riana menunduk.

"Aku hanya ingin Akira kembali menjadi anak yang baik dan tidak angkuh, aku tidak tahu kenapa dia menjadi seperti ini"

"Aku yakin dia akan berubah setelah kita mengungkap ini semua" Daniel meletakkan tangannya di bahu Riana.

"Baiklah kalau begitu...terimakasih atas semuanya" Riana membungkuk dan menyerahkan kembali jaket milik Daniel. Lalu keluar dari ruang OSIS.

"Tunggu sebentar" Daniel memanggil Riana.

"Iya? Ada apa?" Riana berbalik, tiba-tiba Daniel menyentuh leher Riana lalu mundur.

"A-apa itu?" Ujar Riana dengan gugup.

"Tidak apa-apa...sekarang keluarlah"  Saat Riana keluar banyak anak yang memasang wajah benci terhadap Riana, mereka juga banyak yang berbisik dan menggosip tentang Riana, tapi Riana ingin tetap kuat dan mengikuti permainan yang di buat oleh sekelompok misterius tersebut. Tiba-tiba Akira menarik lengan Riana dan menyeretnya ke gudang sekolah.

"A-akira...ada apa?" Riana melihat Akira dengan wajah sedikit takut.

"Apa yang kalian bicarakan dengan Daniel? oh! oh! Aku tahu! biar kutebak! Pasti hukuman bukan?!" Akira tertawa dengan keras.

"Akira! kenapa kamu melakukan ini?! aku kira kita adalah sahabat!" Riana balas membentak.

"Oh tunggu dulu...memang nya kamu berpikir bahwa aku selalu menjadi sahabatmu selalu? hah! Pasti kamu salah besar, Riana! Ingatlah beberapa hal ini" Akira mendekat kepada Riana dan mengeluarkan alat perekam suara.

"Yang pertama...jika kamu memberi tahu seseorang tentang ini aku akan menyetel ini di depan masyarakat luas, yang kedua...Jangan kamu dekati Daniel...dia hanya milikku semata dan tidak ada yang bisa merebut nya dari ku dan yang terakhir... Riana...permainan akan di mulai dari sekarang dan juga tidak akan ada yang bisa memihakmu lagi" Akira menyeringai dan pergi meninggalkan Riana sendirian di sana.

Keesokan harinya, Riana banyak menerima cacian dari semua orang bahkan mengintimidasi secara fisik, guru pun ikut mencaci maki Riana. Akira benar, tidak ada yang mempercayainya lagi sekarang, tapi Riana tetap mengukuhkan mentalnya untuk menghadapi ini. Hati Riana sedikit lega saat Riana menceritakan semuanya kepada Daniel, ini Bukan karena Riana menyukai nya! Kalian pasti juga merasa begitu kan saat menceritakan masalah kepada orang lain? Mereka berdua membicarakan hal itu di ruang OSIS agar mengira Riana sedang di hukum.

"Ada beberapa kejutan kecil untuk mu, Riana" Daniel menunjuk ke arah pintu, mata Riana melebar saat guru berbadan kekar masuk ke dalam ruangan.

"Apa ini, Daniel? aku kira semua guru membenciku" Riana memiringkan kepalanya, Daniel hanya tertawa kecil dan mempersilakan guru itu untuk duduk.

"Perkenalkan ini adalah guru baru Matematika, dia jurusan psikologi dan dia juga berkata bahwa gerak gerik dari Akira hanyalah bohongan." guru tersebut mengangguk.

"Saya guru termuda di sini, panggil saya Molan saja"

"Baiklah...Molan, ingin membantu untuk mengungkap kasus ini" Daniel mengambil laptopnya. Tiba-tiba seorang siswa membuak pintu dengan keras dengan membawa Akira, Akira dengan cepat memeluk Daniel dengan erat sambil menangis.

"Daniel!! Sakit!" Akira memegang perutnya.

"Ada apa, Akira?"

"Riana! memukulku tepat di perutku! dan dia menuduhku bahwa aku yang memulai semua ini!" Akira menangis tersedu-sedu.

"RIANA!" Daniel melihat Akira dengan marah.

bersambung 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun