"Dasar perempuan berhati busuk dan murahan" Mata Sonya terbelalak kaget dan mundur beberapa Langkah.
"Apa maksudmu Theon? Aku...murahan? Kenapa?" Sonya melihat Theon tidak percaya.
"Coba lihat di belakang mu Sonya" Saat Sonya berbalik dia membeku melihat Gudang yang dia gunkaan untuk menyiksa Cyntia.
"K-kenapa kita ke Gudang? Bukankah ini waktunya kita bersenang-senang"
"Kita akan bersenang-senang setelah ini" Theon berjalan menuju Gudang tersebut, tapi dengan cepat Sonya menarik tangannya.
"L-lebih baik kita pergi saja dari sini"
"Ada apa? Kau takut pergi ke sana?"
"H-hah?!" Sonya mundur beberapa langkah dan Theon membuka ponselnya dan membuka rekaman suara.
"Aku mendengar semuanya, Sonya...Cyntia berada di dalam sana dan kau menyiksanya hanya karena aku? Sungguh menyedihkan"
"Apa maksudmu?! Ternyata anda orang yang seperti ini ya? Aku merekam semuanya dari awal kita bertemu! Tidak cara lain, Theon" Sonya merogoh sakunya dan mencari ponselnya tapi dia tidak menemukannya.
"Kau mencari benda kotak ini ya?"
"Ti...tidak mungkin"
"Ya itu mungkin, Sonya" Sonya mengerang marah dan masuk ke dalam gudang tempat Cyntia di siksa lalu dia menodongkan sebuah pisau ke leher Cyntia yang sedang tidak sadarkan diri.
"Tutup mulut atau Cyntia akan mati!"
"Oh? Anda masih menggunakan cara lama untuk mengancam ku, ya?" Theon hanya melihat Sonya dengan tatapannya yang datar dan tenang. Sonya semakin marah dan menusukkan pisau itu ke leher Cyntia, tapi alangkah terkejutnya ia yang mendapati Cyntia tidak ada di sana dan melainkan boneka yang terpajang di dinding gudang dan melihat Cyntia yang sudah di pelukan Theon.
"Ba-bagaimana bisa?" Sonya mundur dan melihat temannya Lydia berada di belakang Theon bersama pak Enderson.
"Maaf Sonya...aku sudah muak dengan kelakuanmu" Lydia hanya menatap Sonya dengan ekspresi kecewa dan jijik.
"Kau! Dasar teman tidak berguna!"
"Teman? Memangnya anda pernah menganggapku sebagain teman? Anda selalu egois dan merebut semuanya dari ku...anda ingat saat aku pertama kali menyukai Theon? Anda semangat dan memaksaku untuk memberi tahu tentang Theon lalu anda egois bahwa Theon adalah milikmu"
"Semuanya sudah berakhir, Sonya" Pak Enderson memegang tangan Sonya.
"Apa yang bapak lakukan terhadapku!"
"Tidak ada pilihan lain selain mengluarkan mu dari sekolah ini, Sonya! Ayah dan ibumu tahu tentang hal ini, semoga hari anda baik di rumah"
Sonya pun di bawa oleh pak Enderson ke ruang kepala sekolah sedangkan Cyntia di gendong oleh Theon ke ruang kesehatan. Beberapa jam kemudian Cyntia bangun dan linglung.
"Kau sudah bangun, Cyntia"
"T-theon? Apa yang anda lakukan di sini? Dan dimana aku?"
"Anda di ruang kesehatan, Cyntia...aku membawamu ke sini"
"O-oh..."
"Jangan takut lagi, Sonya dan Lydia sudah di keluarkan dari sekolah ini dan..." Theon melihat ke bawah sambil tersipu.
"Dan apa?"
"Aku menyukaimu"
"Eh?!" Wajah Cyntia juga memerah lalu tiba-tiba Theon memeluk Cyntia erat-erat.
"Aku akan melindungimu, Cyntia..." Theon mengubur kepalanya di bahu nya dan Cyntia pun membalas pelukannya dan tersenyum.
"Terimakasih"