"Wah, wah...agen Liona dan Sora, ya?" Wanita itu menyeringai.
"Senang bertemu dengan kalian"
"Aiden?!" Sora kaget dan mundur beberapa langkah.
"Dan Ei"
"Woah kalian mengenal kami ya?" Pria tersebut terkekeh.
"Bagaimana mereka tidak mengenal kita Aiden...mereka agen yang kalah mengenaskan lima tahun bukan?"Â
Mereka tertawa bersama. Sora mengerang marah yang melihat mereka tertawa berniat untuk mengejek kami, dia sudah membuat posisi siap untuk menyerang tapi sirine polisi meraung di luar gedung dan mengepung seluruh gedung ini.Â
"Haaah padahal baru saja mulai"
"Bukankah kalian seharusnya pergi ke suatu tempat?"
Mereka menyeringai lalu pergi dari sini. Aku mataku melebar tahu akan maksudnya itu, aku dan Sora langsung berlari ke bawah tanah dan menemukan bom yang begitu besar. Kami dengan cepat memotong kabel nya sebelum meledakkan seluruh gedung kongres ini.Â
"Hampir saja..."
"Kau benar..sebaiknya kita pergi ke markas dan lapor kepada semua anggota agen"
"yeah...dan aku ingin menghajar mereka dengan tinjuku"
"Kau yakin? Padahal anda yang kalah pertama kali saat pertempuran lima tahun lalu"
"Ayolah! Aku sudah lebih kuat sekarang!"
"Terserah...ayo pergi"
Aku dan Sora pergi ke markas organisasi kami. Selang beberapa menit kami masuk dan disambut oleh Ray, teman organisasi kami yang paling gesit dalam menjalankan misi. Kami berdua pun berjalan menuju kantor ketua kami dan memberitahukan apa yang terjadi tadi, ketua kami mendengarkan cerita kami dengan baik lalu memberitahukan ke seluruh agen untuk berkumpul di suatu ruangan. Semua agen berkumpul dan membuat rencana bersama-sama untuk mengalahkan itu.
"Kita harus membuat rencana lagi ketua. Mereka musuh bebuyutan kita yang susah untuk dikalahkan." Ray angkat bicara.
"Tapi kita kalah mengenaskan saat pertempuran lima tahun lalu." Fuji salah satu agen yang paling pintar di organisasi ini.
"Dan mungkin saja mereka mengetahui rencana ini sebelum kita bertemu dengan mereka kembali...kalian tahu bukan? Kita memiliki pengkhianat saat itu!" Anggota agen lain menjawab.
"Tapi mungkin saja mereka sombong dan tidak tahu kalau kita sudah lebih kuat." Sora berteriak.
Semua terdiam memikirkan sesuatu begitu pula dengan diriku. Kami terdiam hingga beberapa menit kedepan tapi masih belum ada kemajuan. Tiba-tiba Ray menyentuh bahuku dan izin untuk bicara berdua.
"Ray ada apa?"
"Bisa anda jelaskan kejadian tadi?"
"Tapi kenapa tidak di sana?"
"Bukankah kamu tahu sendiri kalau aku harus berkonsentrasi?"
"Anda alasan lagi bukan?"
"Terserah"
Aku menghela nafas lalu menceritakan apa yang terjadi. Ray banyak diam dan menganalisa semuanya lalu mengangguk. Aku berbalik tidak peduli dan kembali ke aula pertemuan.
"Kalian dari mana saja?!" Fuji berbicara.
"Hanya berbincang sebentar"Â
"Aku sudah tahu rencananya ketua...dari semua cerita dari Liona aku memiliki rencana"
Ray memberitahu rencananya kepada semuanya. Mereka semua mengangguk setuju dan berharap itu berhasil mengalahkan mereka. Aku membuka ponsel ku dan menaruhnya di atas meja.
"Betapa tidak sopan kau Liona" Ray menatapku dingin.
"Lihat dulu isinya dasar tukang nyolot!" Aku kembali menatapnya dengan kesal.
Semua anggota agen melihat ponsel ku, ketua beralih menatapku lalu mengangguk. Aku tahu maksudnya, kemungkinan besar Aiden dan Ei kembali menyerang tempat kongres dan tahu kami memiliki rencana. Beberapa jam berlalu, aku dan Sora pergi ke tempat kongres dan menunggu apa yang terjadi selanjutnya.
Tamat (1-2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H