Suatu waktu saya berjalan-jalan di pusat Kota Bandung. Sepanjang jalan tampak deretan poster bergambar Bhin Bhin, Atung, dan Kaka. Terpampang nyaris di semua sudut dan tempat. Mulai dari gedung-gedung besar nan megah sampai ke perempatan jalan. Ukurannya variatif, mulai dari poster besar sampai yang kecil. Tentu saja kita tahu siapa atau apakah mereka.Â
Mereka adalah maskot Asian Games 2018. Masing-masing memiliki makna khas tersendiri. Bhin Bhin, Si Cenderawasih (Paradisaea apoda) yang memakai rompi bermotif Asmat dari Papua merepresentasikan strategi.Â
Atung, Si rusa Bawean (Hyelaphus kuhlii) yang mengenakan sarung dengan motif Tumpal dari Jakarta merepresentasikan kecepatan. Kaka, Si badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) yang mengenakan baju motif bunga dari Palembang merepresentasikan kekuatan. Semua poster, spanduk, dan banner-banner yang terpampang itu adalah bentuk dukungan Indonesia guna memeriahkan Asian Games 2018.
Pesta olahraga se-Asia tahun ini akan terasa istimewa bagi bangsa Indonesia. Ya, karena Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi negara-negara di Asia untuk kedua kalinya.Â
Jakarta, kota bagi sepuluh juta lebih penduduk akan bersama-sama dengan Palembang menjadi kota tempat diselenggarakannya Asian Games 2018. Beberapa bulan sebelum pesta olahraga ini berlangsung, berbagai persiapan telah disiapkan dengan matang demi memeriahkan acara spesial ini.
Berbagai upaya dikerahkan demi kelangsungan acara ini. Mulai dari infrastruktur, kebersihan, lalu lintas, sampai tata letak kota. Salah satu upaya Jakarta untuk memeriahkan acara ini adalah dengan merenovasi Stadion Gelora Bung Karno. Stadion yang pernah menjadi stadion terbesar di dunia. Stadion ini diberi sentuhan teknologi agar lebih canggih dan efisien.Â
Di dalamnya terdapat 1.293 modul panel surya yang terhubung secara otomatis dengan PLN. Untuk tata cahaya, tak kurang dari 610 set lampu dengan standar tinggi telah dipasang.Â
Terkait keamanan, sejumlah CCTV dengan resolusi tinggi terpasang baik di dalam maupun di luar stadion. Bahkan, di pintu masuk terdapat alat pendeteksi wajah guna memberi keamanan dan kenyamanan bagi atlet yang akan bertanding dan penonton yang menyaksikan Asian Games. Sejumlah 45 negara akan datang ke Indonesia. Ini akan menentukan bagaimana 'image' Indonesia di mata dunia.
Stadion ini juga mendapat pujian dari asisten pelatih Timnas Islandia. "Ini sangat indah. Ini merupakan stadion yang bagus yang menjadi salah satu stadion terbesar di dunia.Â
Ketika kami datang kemarin, kami melihat cahaya yang bagus dari hotel. Kami merasa senang dan terhormat dapat bermain di sini untuk pertama kalinya setelah renovasi." Kurang lebih begitu ucapnya pada bulan Januari silam.Â
Kita sebagai warga negara Indonesia tentu merasa bangga dengan pujian ini. Pun begitu di Palembang, pembangunan Light Rail Transit (LRT) dibangun dengan cepat. Ini menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Selain untuk Asian Games, LRT ini juga menjadi kebutuhan masyarakat di bidang transportasi.
Acara kedua terbesar setelah olimpiade ini bukanlah pesta olahraga semata yang hanya memperebutkan medali atau trofi. Ada nilai yang tersirat di balik itu semua.Â
Di baliknya terdapat nilai-nilai kesatuan dan persatuan antar bangsa-bangsa di Asia. Empat puluh cabang olahraga yang dipertandingkan dapat menjunjung tinggi sportifitas dan solidaritas bagi empat puluh lima negara-negara Asia yang bertanding, yang di dalamnya ada sekitar 15.000 atlet Asia yang akan berjuang.
Tersimpan harapan besar bagi bangsa Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games pada tahun ini. Diusungnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 dapat menjadi ajang "unjuk gigi" bagi bangsa Indonesia.Â
Kita bisa tunjukkan bahwa Indonesia yang memiliki beragam latar belakang yang berbeda-beda dapat hidup berdampingan secara harmonis. Seperti semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang menjadi tema dalam acara opening dan closing Asian Games 2018. Tema acara opening dan closing adalah "berbeda-beda tetapi tetap satu" dan acara itu akan ditonton banyak orang dari berbagai negara.Â
Dengan begitu, kita dapat mempromosikan kekayaan bangsa Indonesia kepada masyarakat global, karena diprediksi penonton Asian Games 2018 dapat mencapai empat miliar dari seluruh penjuru dunia.Â
Tidak hanya dapat meningkatkan prestasi olahraga, tapi juga pariwisata Indonesia yang akan meningkatkan pemasukan devisa bagi kita, terutama perekonomian masyarakat kecil dan menengah yang akan diuntungkan dengan kedatangan warga asing ke daerahnya.Â
Jika Indonesia dapat mengatasi promosi paiwisata dengan baik, bukan tak mungkin Indonesia kian bersinar di Asia.
Maka dari itu, mari upayakan untuk menjadi tuan rumah yang baik dalam acara ini. Tentu bukan sesuatu yang sulit untuk menjadi tuan rumah yang baik.Â
Bersikap ramah di mana pun, berperilaku baik, dan mematuhi peraturan, itu semua sudah lebih dari cukup untuk menjamu tamu-tamu dari negara lain. Contoh kecilnya adalah dengan tidak membuang sampah selain pada tempatnya, mematuhi tata tertib di stadion, dan tidak melanggar aturan. Dengan itu, akan tercipta lingkungan yang bersih, nyaman, dan aman.
Mari kita wujudkan harapan ibu pertiwi untuk negeri ini. Semoga segala perjuangan yang dilakukan dan dikerahkan untuk Asian Games 2018 ini akan membuahkan hasil yang manis.Â
Buatlah tamu-tamu itu nyaman berada di rumah kita. Kelak mereka akan datang kembali ke negeri kita ini dengan membawa keluarganya atau teman-temannya. Selamat datang saudara se-Bumi, satu Bumi, satu benua, yaitu Benua Asia, dan satu kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H