Malang - Kepekaan sosial mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) kembali ditunjukkan. Maraknya kasus perundungan yang terjadi di sekitar melatarbelakangi Dhea dan kawan-kawan dalam melaksanakan aksi kaji tindak sosial. Aksi yang telah dilakukan oleh Dhea dan kawan-kawan dengan tujuan mensosialisasikan tindakan bullying ini dilaksanakan di MI Sunan Kalijogo Kota Malang dengan audience siswa kelas 6 sebagai salah satu cara mengedukasi guna meminimalisir terjadinya perundungan mengingat dampak yang dihasilkan dari perilaku tersebut sangatlah buruk. Sosialisasi tersebut dilaksanakan dengan 2 tahapan.Â
Tahap pertama merupakan acara utama yang dimulai pada 28 Â Oktober diisi dengan penyampaian materi dan juga kuis berhadiah. Tahap kedua adalah pemberian apresiasi kepada seluruh peserta yang dilaksanakan pada hari ini (14/11) yang sekaligus menutup kegiatan.Â
Aksi tersebut diwarnai dengan antusias para siswa yang ditandai dengan keaktifan mereka selama berjalannya acara. Salah satu siswa bernama Faris bahkan membagikan pengalaman buruknya dalam menghadapi kasus perundungan. "Saya pernah dibully di ngajian," tutur bocah laki-laki itu di kelas.Â
Salah satu anggota kelompok pun memberikan saran kepada siswa cara agar dapat meminimalisir tindakan serta efek perundungan berdasarkan apa yang juga ia alami semasa sekolah dasar. Hal tersebut terlihat memberikan dampak yang cukup baik dalam membangun empati dan simpati siswa terhadap korban.
Materi dipresentasikan di depan kelas dengan memanfaatkan media berupa power point dan LCD proyektor. Penyampaian materi dilakukan dengan cara bergantian antara Dhea dan anggota kelompok. Di akhir acara terdapat sebuah sesi tanya jawab dan juga kuis.Â
Anggota kelompok bernama Syifa memandu jalannya kuis dengan melontarkan sejumlah pertanyaan yang kemudian disambut para siswa yang dengan cepat mengangkat tangan mereka keatas berebut ingin menjawab.Â
Menjadi hal yang bagus apabila para siswa aktif dalam sesi kuis karena artinya penyampaian materi yang kelompok tersebut paparkan telah tersampaikan dengan baik dan tentu saja menarik. Terpilih seorang siswi bernama Chelsea dan siswa bernama Lindhu untuk memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan.Â
Mengejutkan, mereka berhasil menjawab dengan benar sehingga berkesempatan mendapatkan hadiah berupa botol minum. Keduanya mengaku senang dan berterima kasih.Â
Tak hanya sampai disitu, siswa lain yang tak mendapat kesempatan juga diberikan apresisasi berupa makanan ringan namun, hal tersebut dilaksanakan pada tahapan acara kedua. Kegiatan hari pertama ditutup dengan pemberian souvenir, pengisian angket dan dokumentasi.
Sebuah kegiatan tentunya tak lepas dari kendala dan tantangan. Dhea dan kawan-kawan mengaku terkendala pada menentukan waktu untuk menyusun rancangan kegiatan mengingat keempat anggota berasal dari prodi dan jurusan yang berbeda-beda. Dhea berasal dari PGSD, Ucca dan Syifa dari Sastra Mandarin dan Yasmin dari Pendidikan Geografi. Meskipun demikian, keempat-empatnya berkolaborasi dengan baik untuk menyukseskan acara.Â
Selain itu, kegiatan ini adalah kali pertama mereka melakukan penyuluhan sehingga menjadi tantangan tersendiri. Dengan adanya hal tersebut tak kemudian menutupi fakta bahwa acara yang dilakukan mereka lancar hingga akhir. Hal tersebut diketahui melalui hasil angket yang sempat mereka berikan untuk diisi oleh para siswa di hari pertama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H