Ketika kita membicarakan sejarah Tiongkok kuno, satu nama yang mengilhami kagum dan kontroversi sekaligus adalah Qin Shi Huang, kaisar pertama dari Dinasti Qin. Kepemimpinannya tidak hanya menandai awal dari era Tiongkok yang terpadu di bawah satu pemerintahan sentral, tetapi juga memberi dampak yang mendalam pada budaya, politik, dan bahkan arsitektur. Mari kita gali lebih dalam mengenai figur yang membangun dasar bagi negara yang kita kenal sebagai Tiongkok modern ini.Â
Kenaikan Kekuasaan Qin Shi Huang
Kaisar Qin Shi Huang, yang nama aslinya adalah Ying Zheng, naik tahta pada usia yang relatif muda setelah kematian ayahnya, Raja Zhuangxiang dari Qin, pada tahun 246 SM. Meskipun berusia hanya 13 tahun pada saat itu, Ying Zheng didampingi oleh sejumlah penasihat dan pejabat istana yang memberinya dukungan dalam mengkonsolidasikan kekuasaannya.
Setelah kematian Raja Zhuangxiang, Ying Zheng menjadi raja muda Qin. Namun, kekuasaannya awalnya diperebutkan oleh para pembesar istana dan pejabat yang bertujuan untuk mengendalikan negara tersebut. Selama beberapa tahun pertama pemerintahannya, ia harus menghadapi intrik-intrik politik dan konflik internal dalam upaya untuk memperkuat otoritasnya.
Salah satu tokoh penting dalam membantu Ying Zheng mengamankan kekuasaannya adalah menteri jenderalnya, Lu Buwei. Lu Buwei membantu dalam mengelola pemerintahan dan juga mendukung Ying Zheng dalam upaya memperluas kekuasaan Qin. Namun, hubungan antara Lu Buwei dan Ying Zheng menjadi rumit ketika Lu Buwei terlibat dalam skandal dengan ibu kandung Ying Zheng, permaisuri Huayang.
Pada usia 22 tahun, Ying Zheng mengambil alih kendali penuh atas pemerintahan Qin. Dia mengambil tindakan tegas untuk menghilangkan para penguasa regional yang memberontak dan menantang kekuasaannya. Salah satu langkah terpenting yang diambilnya adalah memulai kampanye militer untuk menyatukan Tiongkok di bawah pemerintahan Qin. Ini adalah salah satu dari serangkaian kampanye militer yang berhasil dalam sejarah Tiongkok yang menyatukan banyak negara bagian kecil di bawah satu kekuasaan.
Pada tahun 221 SM, setelah serangkaian kemenangan militer yang mengesankan, Ying Zheng memproklamasikan dirinya sebagai Kaisar Qin Shi Huang, yang artinya "Kaisar Pertama dari Qin". Ini menandai berakhirnya Era Negara Perang di Tiongkok dan dimulainya Dinasti Qin yang baru.Â
Tantangan yang dihadapi Qin Shi Huang
Qin Shi Huang menghadapi banyak tantangan dalam perjalanannya menuju penyatuan, termasuk ketidaksetujuan internal, ancaman eksternal dari negara-negara saingan, dan tugas yang menakutkan untuk memusatkan kekuasaan di tanah yang terbagi. Kampanye militer agresifnya dan taktik yang kejam alienasi banyak orang, memicu perlawanan dan pemberontakan.
Pemerintahan Qin Shi Huang