Mohon tunggu...
Yasmin Atsara Ghumaisha
Yasmin Atsara Ghumaisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PGSD FIPP UNNES

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurikulum Merdeka sebagai Langkah Menuju Pendidikan yang Lebih Kreatif

7 Oktober 2023   21:41 Diperbarui: 7 Oktober 2023   21:44 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yasmin Atsara Ghumaisha, Dr. Eka Titi Andaryanti, S,Pd., M.pd.Mahasiswa PGSD FIPP UNNES, Dosen PGSD FIPP UNNES/Dok pribadi

Kurikulum Merdeka adalah konsep pendidikan yang diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2020. Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepada sekolah dan guru dalam merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal mereka. Dengan Kurikulum Merdeka, sekolah memiliki fleksibilitas untuk menentukan mata pelajaran, metode pembelajaran, dan kurikulum yang lebih relevan dengan kondisi dan potensi siswa di wilayah mereka. Ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan setiap sekolah secara lebih individual.

Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif untuk memberikan pendidikan yang lebih kreatif dan relevan di Indonesia. Dengan pendekatan ini, tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, berkolaborasi, dan berinovasi. Ini dapat mencakup pengenalan materi yang lebih praktis, pembelajaran berbasis proyek, dan peningkatan dalam pendidikan non-akademis seperti keterampilan sosial dan kewirausahaan. Dengan demikian, diharapkan dapat menghasilkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

Peran guru dalam Kurikulum Merdeka sangat penting untuk mencapai pendidikan yang lebih kreatif. Beberapa peran utama guru dalam konteks ini meliputi:

Pertama, sebagai fasilitator. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menggali pengetahuan secara mandiri, mendorong pertanyaan, dan memberikan sumber daya yang diperlukan. Kedua, mendukung kreativitas. Guru harus menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas siswa. Sehingga mereka dapat mendorong ekspresi ide, pemecahan masalah, dan eksperimen. Ketiga, personalisasi pembelajaran. Guru perlu memahami kebutuhan dan minat individu siswa untuk dapat menyajikan materi dengan cara yang lebih relevan dan menarik. Keempat, kolaborator. Guru dapat mendorong kolaborasi antara siswa, dengan memfasilitasi proyek-proyek kelompok, dan mempromosikan pembelajaran bersama. Kelima, evaluasi formatif. Guru harus menggunakan metode evaluasi formatif yang dapat membantu siswa memahami kemajuan mereka dan memberikan umpan balik yang memungkinkan perbaikan. Keenam, pendidikan karakter. Selain aspek akademis, guru juga perlu mendukung pembentukan karakter siswa dengan mengajarkan nilai-nilai seperti integritas, kerja sama, dan tanggung jawab. Ketujuh, penggunaan teknologi, Guru dapat memanfaatkan teknologi pendidikan untuk memperkaya pembelajaran, misalnya dengan platform pembelajaran daring atau alat pembelajaran yang berbasis digital. Kedelapan, pengembangan diri. Guru juga perlu untuk terus mengembangkan keterampilan mereka, termasuk pemahaman akan metode pengajaran yang inovatif. Dengan peran-peran tersebut, guru dapat membantu mewujudkan visi Kurikulum Merdeka yang lebih kreatif dan relevan dalam pendidikan.

Kurikulum Merdeka merupakan langkah yang sangat positif dalam upaya menciptakan pendidikan yang lebih kreatif. Inisiatif ini memiliki potensi besar untuk mengubah pendidikan tradisional yang mungkin terlalu terpaku pada pengetahuan teoritis menjadi pendidikan yang lebih relevan dan berfokus pada kemampuan kreatif dan keterampilan praktis.

Terdapat beberapa alasan mengapa Kurikulum Merdeka dapat dianggap sebagai langkah yang baik untuk pendidikan yang kreatif seperti mendorong kreativitas, pembelajaran aktif, penilaian yang lebih holistik, keterlibatan guru yang lebih aktif, keterlibatan orang tua dan masyarakat. Meskipun demikian, implementasi Kurikulum Merdeka juga menghadapi tantangan dan memerlukan upaya kolaboratif dari semua pemangku kepentingan pendidikan. Dengan perencanaan, pelatihan yang memadai, dan komitmen untuk memperbaiki pendidikan, Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam menciptakan generasi yang lebih kreatif dan siap menghadapi masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun