Dalam dunia medis, kata-kata yang dinilai sepele ternyata menyimpan hal yang besar. Tidak hanya sekadar memberikan informasi, namun juga dapat memberi kenyamanan terhadap   pasien. Hal tersebut telah diterapkan dengan  baik di sebuah klinik yang diamati oleh penulis di Banyuwangi. Klinik ini berhasil menggabungkan komunikasi terapeutik dengan budaya yang ada.
Di mulai dari petugas administrasi yang menyambut pasien dengan prinsip 5S, berupa senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Hal tersebut menjadi langkah awal yang menciptakan rasa nyaman serta rasa diterimanya pasien.
Salah satu tantangan terbesar dalam dunia medis yaitu Ketika pasien sangat tertutup dan kurang bisa dalam mengungkapkan apa yang dialaminya. Di Klinik tempat penulis mengamati, nakes dapat mengatasinya dengan sebuah pendekatan yang lembut dan menarik agar pasien nyaman, sehingga mau terbuka dan dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Hal tersebut terlihat pada sebuah pertanyaan yang diajukan oleh nakes kepada pasien berupa pertanyaan mendalam mengenai sakit kepala, apakah sakit kepala "cekot-cekot" (pusing berdenyut) ataukah "munyer" (pusing memutar).
Selain itu, dalam system administrasi klinik ini juga memanfaatkan teknologi canggih melalui penggunaan rekam medis digital. Sistem ini menjamin pencatatan yang akurat, aman, dan terstruktur. Data pasien dilindungi dengan kebijakan penyimpanan yang memastikan informasi hanya disimpan sesuai kebutuhan dan relevansi. Klinik ini menjadi contoh bagaimana komunikasi yang penuh empati, teknologi, dan perhatian terhadap privasi pasien dapat memberikan perawatan medis berkualitas dan menjaga kenyamanan serta keamanan pasien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H