Mohon tunggu...
Yaslis Ilyas
Yaslis Ilyas Mohon Tunggu... profesional -

DR. Yaslis Ilyas, DRG. MPH. HIA. MHP. AAK; CEO Yaslis Institute; Pendiri: Perhimpunan Ahli Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia & Lembaga Anti Fraud \r\nAsuransi Indonesia\r\nE-mail:yaslisilyas@gmail.com; yaslisintitute@gmail.com; \r\nwww.yaslisinstitute.org\r\nPendidikan:\r\n1977 Dokter Gigi, F.K.G, Universitas Indonesia\r\n1984 Master of Public Health, School of Public Health, University of North Carolina at Chapel Hill, USA.\r\n1995 School of Public Health, University of California, Berkeley, USA.\r\n1998 DR.PH, Pascasarjana Universitas Indonesia.\r\n2000 MHP dan HIA, Health Insurance Association of America\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Low Cost Hospital kunci sukses JKN

18 April 2014   14:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Low Cost Hospital kunci sukses JKN

1. Pendahuluan

Suatu perubahan luar biasa telah terjadi pada bisnis penerbangan nasional dan internasional. Bisnis penerbangan yang mewah dan mahal semakin ditinggalkan oleh industri penerbangan dunia. Japan Air Line yang dulunya merupakan airline yang banyak diminati oleh pebisnis semakin ditinggalkan karena tidak mampu bersaing harga dengan pesainganya. Malahan, banyak perusahan penerbangan yang bangkrut tidak mampu merespons perubahan pasar yang terjadi seperti: American Airline dan Adam Air serta Batavia Air. Banyak juga perusahaan penerbangan yang terus merugi seperti: Merpati Airline karena salah urus dan jadi bancakan banyak koruptor. Garuda Indonesian Airline sebenarnya masih merupakan perusahan yang terus merugi kalau saja hutang pada pemerintah tidak dirubah menjadi dana investasi.

Pada lima tahun terakhir ini, semakin banyak perusahaan mengembangkan industri penerbangan murah dan aman.Yang paling menonjol saat ini adalah Air Asia yang menawarkan penerbangan domestik maupun internasional paling murah dikelasnya dengan mottoNow everyone can fly. Air Asia merupakan perusahaan penerbangan yang fenomenal yang telah memberikan jasa penerbangan domestik, regional dan antar benua. Pesatnya kemajuan Air Asia sampai2 Pemerintah Malaysia memerintahkan manajemen Malaysian Airline untuk belajar kepadanya bagaimana jasa penerbangan dibuat sedemikian rupa murah tapi tetap untung dan aman sehinggga trend volume penumpang terus meningkat.

Perusahaan penerbangan Indonesia juga mengembangkan jasa penerbangan murah seperti Lion Air dan Mandala Air yang baru sadar dari koma. Pada 5 tahun terakhir ini bisnis penerbangan murah telah juga dinikmati masyarakat kita. Kalau dulu naik pesawat sesuatu yang mewah dan mahal sekarang harganya relatif terjangkau. Kalau kebetulan penulis terbang dengan pesaswat non Garuda tampak banyak common people terbang untuk bisnis maupun pulang kampung. Sekarang bandara Cengkarang Soekarno-Hatta penuh sesak seperti stasiun bis saja layaknya, kadang jadi menjadi tidak nyaman karena berisik dan banyak yang merokok serta WC bandara tidak mampu dibuat bersih.

2.Bagaimana strategi manajemen Low Cost Carrier(LCC)?

Konsep berpikir manajemen LCC adalah menghapus biaya yang membebankan konsumen dan memang dapat dilakukan. Dengan kata lain, menajemen tidak menambahkan item biaya yang tidak diperlukan sehingga tarif jadi tidak kompetitif, murah dan terjangkau. Strategi dasar LCCadalah menciptakan jasa penerbangan yang efisien, murah dan aman. Strateginya adalah penurunan harga sehingga jasa penerbangan terjangkau sehingga mampu dibeli oleh lebih banyak orang sehingga volume bisnis menjadi besar. Konsep utama produk LCC ini dilakukan dengan menekan biaya operasional sehingga dapat bersaing pada segmen pasar menengah atau bawah yang pangsanya lebih luas. Dengan cara menghapus atau mengurangi layanan didalam perjalanan penerbangan seperti catering, penyediaan newspaper atau magazine, in flight entertainment, in flight shop dan lain sebagainya. LCC ini juga merupakan suatu jasa penerbangan dengan pelayanan yang serba efisien, sederhana,dan singkat. Bila waktu perjalanan relatif lama bila penumpang membutuhkan snack, lunch dan dinner mereka menjual dengan dengan harga yang wajar dan terjangkau. Yang juga menarik adalah setiap pembelian in advance harga yang ditawarkan jauh lebih murah bisa diskon sampai 30% - 50%, bahkan ada yang sampai 90% lebih murah dari skedul tarif. Sehingga banyak pelancong merencanakan liburan mereka setahun sebelumnya dan mendapatkan potongan biaya penerbangan yang cukup besar.

3.Bagaimana karakteristikjasa LCC ?

Keinginan-tahuanlah yang membawa penulis melakukan explorasi informasi tentang LCC di internet. Dari berbagai sumber didapatkan ciri-ciri manajemen LCC sebagi berikut:

·Tidak adanya penerbangan dengan kelas VIP atau Bisnis (All one class)

·Kapasitas penumpang lebih banyak sehingga terlihat sedikit berdesakkan

·Maskapai hanya memiliki 1 tipe pesawat untuk memudahkan training & meminimize biaya maintenance dan penyediaan spare part cadangan.

·Memberlakukan penanganan ground handling yang cepat dan pesawatnya mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi.

·Penjualan tidak menggunakan tiket konvensional, cukup secarik kertas berupa kupon untuk mengurangi ongkos cetak tiket. Sekarang sudah berkembang menjadi e-ticket.

·Seringkali maskapai melakukan promosi besar-besaran untuk memperkuat positioning dan komunikasi karena menerapkan strategi direct sales.

·Maskapai menerapkan pola tarif yang sangat sederhana pada satu tarif atau tarif sub class dengan harga mulai dari tarif diskon hingga mencapai 90%.

·Rute yang diterbangi sangat sederhana biasanya point to point untuk menghindari miss connection di tempat transit dan dampak delay dari akibat delay flight sebelumnya.

4.Apakah strategimanajemen LCC dapat diterapkan pada Rumah sakit?

Pertanyaan diatas menjadi hal yang penting kalau stake holder jasa rumah sakit masih memegang konsep biaya jasa kesehatan terjangkau. Apalagi, kalau dikaitkan dengan rencana besar bangsa ini menciptakan pelayanan kesehatan untuk seluruh penduduk pada tahun 2014 dengan skema Jaminan Kesehatan Nasional. Dapatkah, cita-cita mulya dicapai dengan industri rumah sakit bercirikan kapitalis? Impian penulis dan mayoritaspenduduk Indonesia adalah mendapatkan pelayanan cepat, terjangkau dan aman. Realitas biaya rumah sakit kita tidak terjangkau oleh mayoritas penduduk. Konsep biaya industri rumah sakit kita membebankan sebanyak mungkin item kepada struktur tarif. Sistem imbalan fee for services without ceiling income, biaya obat, biaya penunjang dan lainnyamenimbulkan inflasi tinggi biaya pelayanan kesehatan. Sekarang ini profesi perawat minta diperlakukan sama dengan dokter dengan menuntut imbalan fee for services untuk setiap tindakan keperawatan di rumah sakit. Cukuplah sudah, manajemen rumah sakit terjerat dengan sistemfee for services untuk imbalan dokter spesialis yang berdampak buruk terhadap susahnya mengelola dokter spesialis dan menimbulkan biaya tinggi pelayanan kesehatan.

Belajar dari pengalaman LCC semestinya kita dapat menciptakan Low Cost Hospital (LCH) yang dapat terjangkau oleh kemampuan kantong mayoritas penduduk Indonesia. LCH bukan sekedar murah tetapi berkualitas dan aman serta pro rakyat. Dengan demikian, perlu kaji ulang konsep dasar penghitungan unit cost jasa pelayanan. Dari berpikir menambah item2 biaya kepada menghapus item2 biaya yang tidak diperlukan. Menghapus biaya operasional yang tidak diperlukan sehingga menyederhanakan struktur biaya. Sebagai contoh: bedah kecil yang dapat dilakukan di ruang poly bedah seharusnya tidak dilakukan di operation room yang meningkatkan biaya. Masih banyak item2 biaya operasional yang dapat dihapus baik pada pelayanan medis, keperwatan, laboratorium, alkes, suplai material dan administrasi yang dihapus sehingga menurunkan tarif pelayanan rumah sakit. Penggunaan obat generik akan sangat menekan biaya kesehatan. Tentunya semua ini, berakar kepada konsep cost containment pelayanan kesehatan dengan roh5 dasar budaya Kementerian Kesehatan R.I. yaitu: bersih, efisien, anti KKN, jujur, dan pro rakyat.Konsep LCH seharusnya dapat diterapkan pada rumah sakit pemerintah maupun swasta non-profit dan charitas.

5.Bagaimana bentuk strategi LCH?

Terlebih dahulu kita mengetahui pengertian biaya adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komoditi yang dijuga disebut produk atau jasa. Pada rumah sakit produk adalah jasa pelayanan kesehatan, misal di rumah sakit produk outputnya adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, kamar bedah dan lain-lain.Adapun komponen biaya rumah sakit terdiri dari biaya tetap maupun biaya operasional dengan item biaya sebagai berikut :

A. Biaya Investasi

oGedung

oAlat Medis dan Non Medis

oAlat Penunjang medis

B. Biaya Operasional dan Pemeliharaan

oGaji

oObat/Bahan Medis

oAlat Medis Habis Pakai

oMakanan/ Gizi

oBahan/Alat Non Medis habis pakai

oLoundry

oPemeliharaan (gedung, alat medis & non medis)

oUmum

oListrik, air, telepon, BBM

oPelatihan, perjalanan, dll

Memperhatikan kiat strategi manajemen LCC dan struktur komponen biaya rumah sakit, terlihat masih banyak peluang untuk menghapus dan menurunkan item biaya rumah sakit. Tentunya, perlunya perubahan paradigma berpikir dari menambah item menjadi menghilangkan dan mengurangi item biaya jasa layanan rumah sakit. Konsep LCHbukanlah tidak mempunyai margin¸ tapi peningkatan margin didapatkan melalui volume produk dengan tarif yang wajar, tanpa menambahkan item biaya operasional yang tidak perlu apalagi tindakanfraud.

Berikut disampaikan kiat strategi operasional LCH untuk menurunkan biaya produk layanan rumah sakit, sebagai berikut:

·Menghitung jumlah personel secara akurat sesuai kompetensi dan beban kerja atau output rumah sakit. Rumah sakit harus melakukan analisis beban kerja setiap unitsehingga diadapat didapatkan tenaga yang akurat.

·Merubah sistem imbalan dari fee for services kepada biaya berdasarkan paket layanan atau pembayaran pra pelayanan.

·Rumah sakit hanya membeli alkes dengan type yang sama untuk memudahkan training & meminimize biaya maintenance dan penyediaan spare part cadangan.

·Membuka waktu kerja rawat jalan lebih panjang dimulai jam 9.00 – 17.00 untuk menghindari tumpukan pasien di pagi hari dan mencegah pasien memanfaatkan Emergency Unit yang tidak diperlukan. Dengan jam buka klinik yang panjang maka volume pasien rawat jalan akan meningkat dengan tinggi dan berdampak peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit.

·Pemberian obat berdasarkan formularium nasional yang dibuat Kementerian Kesehatan R.I. dengan memperioritaskan obat generik. Dapat juga menggunakan formularium DPHO yang dikembangkan PT ASKES dengan memperkaya jenis obat yang sangat dibutuhkan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efesiensi serta patient safety.

·Semua pemeriksaan yang tidak benar2 dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa dan terapi harus dihilangkan.

·Semua tindakan bedah yang dapat dilakukan di poly bedah tidak boleh dilakukan di operation room.

·Sudah waktunya Kemenkes berkerja dengan Asosiasi Dokter Spesialis Bedah Indonesia untuk melakukan klasifikasi kategori tindakan bedah sehingga menjadi rujukan semua rumah sakit di Indonesia. SelamA ini penentuan klasifikasi tindakan bedah ditentukan oleh masing2 rumah sakit yang sering faktor finansial lebih berperan untuke meningkatkan tarif. Sebagai contoh: bedah gigi pada suatu rumah sakit bisa diklasifikasikan sebagai tindakan bedah khusus yang tentunya harganya jadi spesial mahal.

·Dimasa depan rumah sakit pemerintah, Charitas dan non-profit untuk rawat inaphanya mempunyai 2 klas, Semi Provate dan non-private sehingga penentuan tarif lebih sederhana. Kalau memungkin rumah sakit pemerintah hanya mempunyai 1 klas rawat inap yaitu : Public class. Dengan demikian, dapat menerapkan pola tarif yang lebih sederhana menjadi satu tarif pelayanan rawat inap saja.

·Melakukan kerjasama dengan pihak ke Asuransi Kesehatan untuk mendapatkan supply pasien dan mengamankan pendapatan rumah sakit.

·Melakukan kerjasama dengan pabrik obat, dan alkes untuk mendapatkan harga diskon untuk pembelian anggaran satu tahun berjalan.

·Melakukan kerjasama dengan pemasok bahan makanan dan loundry untuk mendapatkan harga diskon untuk pembelian anggaran satu tahun berjalan.

Masih banyak peluang untuk menurunkan dan menghilangkan item biaya layanan rawat jalan dan rawat inap rumah sakit. Tentunya, pimpinan rumah sakit lebih mengetahui dengan rinci kemungkinan yang dapat dilakukan untuk menghapus dan penurunan item biaya operasional rumah sakit.

6.Low Cost Hospital kunci sukses JKN

Dengan diproklamirkannya program JKN pada tanggal 1 Januari, 2014, mestinya era LCH sudah menjadi pemikiran baru yang harus menjadi strategi Kemenkes RI untuk menjamin suksesnya Program JKNyang mulia ini. JKN menerapkan teknik Managed care dengan sistem pembayaran kapitasi dan INA CBG pada PPK. JKN akan sukses bila RS Indonesia mengembangkan tarif berdasarkan konsep LCH.

Rasanya tarif INA CBG sudah menggunakan konsep tarif RS yang lebih rasional, walaupun belum tentu menggunakan konsep LCH. Tetapi kalau tarif RS masih menggunakan strategi tarif komersial maka program JKN akan sulit berkembang. Sebagai contoh: betapa mahalnya tarif penggunaan tempat tidur di ruang ICU yang hanya mengunakan ruang tidak lebih 6 meter petsegi dapat dihargai RPp 1,6 juta/malam. Harga ini jauh lebih mahal dari sewa kamar de lux hotel bintang lima. Sangat terlalu bukan?! Belum lagi pasien harus membayar semua tindakan medis dan nursing, obat, bahan medis habis pakai dan penggunaan alat medis seperti: ventilator dan monitor yang semua menjadi lebih mahal karena dirawat di ICU. Sehingga semua pasien akan jatuh miskin ketika harus dirawat di ICU. Apakah tidak ada otoritas pemerintah dan mekanisme untuk kontrol tarif ICU RS? Bagaimana dengan peran Kemenkes dan Dinkes? Tidak ada kontrol??? Bagaimana mungkin? Kalau perilaku RS Pemerintah juga sama kapitalisnya. Lihat saja tarif RSCM Kencana bisa lebih mahal dari RS swasta.

Tarif RS yang me–retailkan semua komponen tarif berakibat tarif akhir tindakan medis menjadi sangat mahal.Banyak komponen tarif menjadi double margin karena tarif komponen sudah diitung pada harga jual yang mengandung margin kemudian diberi margin kembali pada tarif tindakan medis. Sebagai contoh: tindakan operasi medis membutuhkan bahan medis habis pakai (kassa, betadine, jarum jahit, benang, spoit dll) yang dihitung pada harga jual kemudian ditambahkan sewa ruang operasi dan jasa dokter dan perawat dan lain2. Terakhir, biaya ditambahkan lagi margin maka tarif total operasi medias menjadi sangat tinggi karena terjadi multiple margin dan margin nya sendiri tinggi karena itu kenapa tarif akhir tindakan medis RS menjadi sangat mahal. Semua tarif produk bisnis RS dihitung dengan konsep seperti tersebut maka bisa dimengerti tarif RS Indonesia bisa lebih mahal dari tarif di Malaysia bahkan Singapura.

Beginilah natural penentuan tarif RS baik pemerintah apalagi swasta. Dengan pola tarif seperti ini sampai kapanpun tarif RS akan selalu konflik dengan tarif INA CBG. Walaupun setiap tahun NCC, Kemenkes RI mereview tarif INA CBG tetap saja akan diprotes pihak RS karena perbedaan konsep penetapan tarif pada kedua lembaga ini.

7.Program Insentif RS dengan konsep LCH

Sudah seharusnya Kemenkes RI mendorong semua RS untuk merubah konsep tarif RS publik dan swasta. Diharapkan, dalam waktu pendek tarif kapitasi dan INA CBG akan dapat mendekati tarif wajar RS kalau RS menggunakan konsep LCH. Dengan demikian, dapat diharapkan mutu layanan yang diterima peserta JKN akan lebih baik. Dari tatanan kebijakan harus dikembangkan kebijakan insentif bagi RS yang akan menggunakan konsep LCH. Kemenkes harus bekerja sama dengan Kemenkeu dan Dirjen Pajak untuk menghapus pajak alkes, bahan medis habis pakai dan obat generik yang digunakan RS dengan konsep LCH. Harus dikembangkan kriteria RS yang akan mendapatkan bebas pajak alkes, bahan medis habis pakai, dan obat generik sebagai contoh: RS harus joint dengan BPJS, Tata laksana pasien harus mengikuti Standar Pelayanan Medis Permenkes, menggunakan obat generik minimal 50%, kepuasan peserta JKN tinggi dan tidak melakukan abuse dan fraud pelayanan medis. Dengan demikian, akan berkurang konflik tarif INA CBG dengan tarif RS dan dapat dijamin JKN sukses!

KalauRS Rumah Sehat Terpadu-Dompet Dhuafa, Bogor, Jawa Barat denganlayanan medis rawat jalan dan rawat inap gratis masih dapat berkembang dengan hanya bersandar pada santunan umat. Mestinya, RS pemerintah dan swasta serta PPK1 dapat juga berkembang dengan sistem pembayaran kapitasi dan INA CBG yang selalu direview setiap tahun. Suksesnya JKN perlu dukungan semua pihak baik pemerintah, pemberi pelayan kesehatan dan peserta. Hal ini terpulang kepada pemangku kepentingan rumah sakit Indonesia apakah konsep pro rakyat hanya lip service atau berubah menjadi suatu tindakan atau gerakan? Semoga low cost hospital menjadi konsep dasar penetapan tarif RS di negeri tercinta ini. Indonesia Hebaat perlu perubahan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun