Mohon tunggu...
Muhammad Yasir
Muhammad Yasir Mohon Tunggu... -

Mahasiswa ITB angkatan 2007 program studi Sistem dan Teknologi Informasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar: Proses Pemberian Makna dan Penelusuran Hikmah

27 Januari 2011   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seperti itu seringkali kita berpikir. Hanya emosi yang dipakai,akal dan hatinya diistirahatkan. Sehingga, setiap peristiwa hanya dimaknai secara kasar,tanpa perenungan dan pemikiran. Dan persepsi kita pun menjadi salah sehingga bahkan tidak ada satupun pembelajaran yang kita dapat.

Memaknai setiap peristiwa dengan hati hati adalah salah satu bentuk kebijaksanaan. Seperti Nabi Musa yang meminta Nabi Khidr untuk menyaksikan dan memaknai setiap perbuatannya dengan lebih bijaksana. Dengan lebih BERPRASANGKA BAIK.

Seorang yang bijak akan selalu berusaha menambah kualitas dirinya dengan memaknai hikmah dari setiap peristiwa. Mungkin tak ada satu peristiwa pun yang dipandangnya buruk atau sia sia. Dengan bermodalkan kemauan belajar,memperbaiki diri,serta kemauan berprasangka baik,setiap peristiwa pasti akan dicari hikmahnya,seburuk apa pun.

Sehingga,semua usaha kita dalam menarik hikmah dan pelajaran pada akhirnya akan kembali pada diri kita. Mana yang lebih baik antara bola yang sedang diam di atap rumah dibandingkan dengan bola yang berada di tanah namun baru saja ditendang dengan keras ke atas? Aku lebih menghargai orang yang mempunyai kemauan belajar yang tinggi meskipun ia bodoh daripada orang yang sudah pintar dan merasa sudah puas dengan ilmunya sekarang.

Belajarlah kawan, belajar lah dari setiap kejadian. Mari belajar dari setiap musibah. Mari belajar dari setiap kesulitan. Mari hauskan diri dengan semangat memperbaiki diri. Mari memaknai setiap kejadian dengan lebih baik.

Dan banyak lagi cerita seperti itu.

Mari bersama sama belajar,karena tanpa sebuah pembelajaran,kita hanya akan menjadi seperti robot,yang menjalankan rutinitas tanpa makna. Yang pertimbangannya hanya dengan logika saja,tanpa rasa.

Mari buka pikiran dan hati,sehingga nurani kita tidak mati rasa dimakan ambisi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun