Mohon tunggu...
Muhammad Yasir
Muhammad Yasir Mohon Tunggu... -

Mahasiswa ITB angkatan 2007 program studi Sistem dan Teknologi Informasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karya Sang Mahakuasa dalam Sidik Jari

27 Januari 2011   07:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dengan sangat sempurna, penuh hikmah, sangat teratur, dan tidak ada cacat sedikitpun. Begitu pula dengan tubuh manusia. Tidak ada satu bagian tubuh pun yang diciptakan tidak dengan maksud dan hikmah yang sangat besar di dalamnya.

“Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna.”


Dalam surat Al-Qiyaamah ayat 3-4 di atas, satu lagi keagungan Allah Ia coba tunjukkan dengan fenomena pada tubuh manusia. Ayat tersebut, jika ditinjau dari sebab diturunkannya adalah karena telah datang seorang pria kepada Rasulullah dengan membawa tulang belulang yang telah mati lalu berkata, “Wahai Muhammad, apakah kamu berkata bahwa Allah menghidupkanku kembali setelah aku menjadi seperti tulang-belulang yang telah mati ini?” Kemudian Allah menurunkan ayat di atas sebagai jawaban atas pertanyaan itu.
Namun, ada suatu keistimewaan dalam ayat ini yaitu adanya sebuah penekanan kepada ujung jari jemari dari seorang manusia. Ayat ini secara tersirat menekankan bahwa susunan ujung jari manusia adalah jauh lebih rumit dari pada susunan tulang-belulangnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kata “bahkan” dalam ayat tersebut. Lalu, seberapa istimewakah ujung jari manusia yang di dalamnya terdapat sidik jari?
Mengutip dari tulisan Harun Yahya dalam situs www.faithfreedom.org tentang fakta sains seputar sidik jari.

Finger prints are formed in the embryo at the fourth month, and remain fixed and distinct all along man’s life.Finger prints are a record of curvatures that arise due to the fusion between the epidermis with the dermis.These curvatures differ from one person to another, and they never match or correspond among all humans.Finger prints have become the best method to identify persons. In 1858, the English Scientist, William Herschel, pointed out that finger prints differ with the difference of their holders, thus rendering them as distinctive feature evidence for each person.


Yang artinya adalah, “Sidik-sidik jari terbentuk di dalam embrio pada bulan keempat kehamilan, dan akan tetap tidak berubah dan unik sepanjang hidup manusia. Sidik jari adalah rekaman dari garis-garis lengkung yang timbul akibat peristiwa pelepasan antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis. Pola-pola lengkung ini berbeda antara satu orang dengan orang lain, dan tidak akan pernah ada kesamaan di antara seluruh manusia. Sidik jari telah menjadi metode terbaik dalam mengidentifikasi seorang manusia. Seorang ilmuwan Inggris, William Herschel, menunjukkan bahwa setiap sidik jari berbeda sebagaimana pemiliknya juga berbeda, yang menjadikannya sebagai bukti unik dari setiap manusia.” Di situs yang sama, ia juga memaparkan fakta yang cukup mengagetkan. Para dokter pernah mengadakan sebuah penelitian besar tentang anatomi tubuh manusia di mana banyak sekali orang dari berbagai tingkat usia dan kebangsaan menjadi objek penelitiannya. Dari penelitian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa tidak akan ada orang yang memiliki sidik jari yang sama, bahkan antara jari jemarinya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa setiap jari manusia, diciptakan dengan sidik jari yang unik. Tidak ada satupun yang serupa.
Dengan keunikan dan keistimewaannya ini, sidik jari menjadi satu hal yang sangat bermanfaat dalam berbagai kehidupan manusia, khususnya dalam mengidentifikasi seseorang dan membedakannya dari orang lain. Penggunaannya sangat luas, dari mulai pendataan kehadiran pegawai, autentifikasi pelanggan bank, hingga proses investigasi kriminal.
Mahabesar Allah yang telah menciptakan sidik jari lalu menurunkan ayat di atas sebagai satu bentuk keagunganNya. Dengan penciptaan yang begitu rumit, di mana setiap jari manusia, bukan tangan, diciptakan dengan sidik jari yang berbeda. Tidak ada satu orang pun yang masih hidup, yang sudah mati, bahkan yang akan lahir nanti, yang memiliki sidik jari yang sama. Kemudian Allah dalam wahyuNya mengatakan bahwa pada hari kebangkitan nanti, jangankan susunan tulang, bahkan setiap jari manusia akan dikembalikan bentuknya bersama sidik jarinya dengan sempurna. Begitu Mahakuasa Allah yang mampu melakukan hal itu pada hari kiamat nanti. Bagaiamana Ia nanti membangkitkan kembali manusia dengan sempurna, termasuk mengumpulkan kembali setiap lengkung dan garis di setiap jari yang pernah ada di muka bumi. Mahasuci Allah.

Sumber:

http://www.faithfreedom.org/content/fingerprint-miracle-quran

http://www.quranandscience.com/human/120-quran-on-fingerprints.html

http://www.keajaibanalquran.com/biology_10.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun