Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan nasional, banyak masyarakat yang mulai mengandalkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai pilihan utama, baik sebagai konsumen maupun pelaku usaha. Fenomena ini bukan tanpa alasan. Ketika bisnis kelas menengah dan atas banyak yang gulung tikar, UMKM justru tetap bertahan, bahkan berkembang. Artikel ini akan membahas mengapa bisnis UMKM menjadi pilihan utama di masa sulit.
1. Modal Lebih Kecil dan Operasional Fleksibel
UMKM biasanya tidak memerlukan modal besar untuk memulai usahanya. Misalnya, usaha warung kopi sederhana atau penjualan makanan rumahan bisa dimulai dengan investasi kecil. Biaya operasional UMKM juga lebih rendah karena banyak usaha dilakukan secara mandiri tanpa perlu menyewa tempat mahal atau mempekerjakan banyak karyawan.
Fleksibilitas ini membuat UMKM lebih mudah bertahan dibanding bisnis besar yang memiliki beban biaya tinggi, seperti sewa gedung atau gaji karyawan dalam jumlah besar.
2. Menawarkan Produk yang Terjangkau
UMKM memiliki kemampuan untuk menawarkan produk yang lebih murah dan terjangkau, yang sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sulit. Misalnya, ketika harga kopi di kafe besar mencapai Rp20.000–Rp30.000, UMKM menawarkan kopi hitam dengan harga Rp5.000 di warung pinggir jalan. Harga yang lebih ekonomis ini menjadi solusi bagi masyarakat yang harus berhemat, tetapi tetap ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Mendekatkan Diri dengan Konsumen
UMKM sering kali beroperasi di lingkungan sekitar, menjadikannya lebih dekat dengan konsumen. Hubungan personal antara penjual dan pembeli menciptakan kepercayaan dan loyalitas yang tinggi. Konsumen cenderung memilih UMKM yang mudah dijangkau, ramah, dan memiliki produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Digitalisasi UMKM Membuka Peluang Baru
Kemajuan teknologi juga menjadi faktor penting mengapa UMKM bertahan di masa sulit. Dengan memanfaatkan platform digital seperti marketplace (Shopee, Tokopedia), media sosial (Instagram, Facebook), atau aplikasi pesan antar (GrabFood, GoFood), UMKM mampu menjangkau konsumen lebih luas tanpa perlu membuka toko fisik.
Selain itu, pemerintah dan berbagai pihak juga aktif mendorong digitalisasi UMKM melalui pelatihan dan akses pembiayaan, yang semakin mempermudah pelaku usaha untuk bersaing di era modern.
5. Solusi Bagi Pengangguran dan PHK
Di masa sulit, ketika banyak perusahaan besar melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), UMKM menjadi jalan keluar bagi masyarakat untuk menciptakan peluang usaha baru. Banyak orang yang beralih menjadi pelaku UMKM, baik dengan membuka usaha makanan, menjadi reseller online, atau memulai jasa kecil-kecilan seperti laundry atau desain grafis.
Keberadaan UMKM membantu mengurangi dampak pengangguran dan memberikan harapan baru bagi masyarakat untuk tetap produktif.
6. Meningkatnya Kesadaran Akan Produk Lokal
Di masa sulit, masyarakat mulai menyadari pentingnya mendukung produk lokal untuk menjaga ekonomi tetap berjalan. Produk-produk UMKM sering kali menjadi pilihan utama karena dianggap lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan membantu roda ekonomi daerah terus bergerak.
UMKM menjadi pilihan utama di masa sulit karena fleksibilitasnya, kemampuan menawarkan harga terjangkau, dan dukungannya terhadap kebutuhan masyarakat yang berubah. Selain itu, dengan dukungan digitalisasi dan meningkatnya kesadaran akan produk lokal, UMKM mampu bertahan dan bahkan berkembang di tengah tantangan ekonomi.
Keberhasilan UMKM di masa sulit ini membuktikan bahwa usaha kecil memiliki potensi besar untuk menjadi pilar ekonomi yang tangguh, asalkan terus didukung oleh konsumen, teknologi, dan kebijakan pemerintah yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H