Mengapa Kita Terjebak Doktrin?
Doktrin bisa datang dari mana saja: keluarga, masyarakat, budaya, bahkan media sosial. Ia sering kali terlihat aman dan meyakinkan. Doktrin memberi kita "jawaban cepat" tanpa perlu berpikir lebih dalam.
Contohnya:
- Di dunia pekerjaan, kita diajarkan bahwa bekerja keras saja cukup untuk sukses. Tapi, mengapa ada orang yang bekerja keras tetapi tetap miskin, sementara yang lain sukses dengan usaha yang tampaknya lebih ringan? Apakah kerja keras cukup, atau kita juga perlu strategi?
- Dalam pendidikan, kita diajarkan bahwa nilai adalah segalanya. Tapi, mengapa banyak lulusan dengan nilai tinggi justru kesulitan mencari pekerjaan, sementara yang berpikir kreatif lebih mudah berhasil?
Kita sering menganggap doktrin ini sebagai kebenaran mutlak. Padahal, doktrin bisa membatasi kita untuk melihat solusi lain yang mungkin lebih baik.
Refleksi: Apakah Kita Hidup dalam Doktrin atau Kesadaran?
Cobalah luangkan waktu untuk merenung:
- Apa keputusan terbesar yang pernah saya ambil?
- Apakah keputusan itu benar-benar hasil dari pemikiran saya, atau karena dorongan orang lain?
- Jika saya memiliki kesempatan untuk mengubah satu hal dalam hidup, apa yang akan saya ubah?
Mungkin kita akan menemukan bahwa sebagian besar dari kita menjalani hidup tanpa benar-benar memikirkan arah yang kita tuju.
Bagaimana Memulai Pemikiran Kritis?
Belajar Bertanya pada Diri Sendiri
- Apa tujuan dari tindakan ini?
- Apakah ini benar-benar penting?
- Apa dampaknya bagi saya dan orang lain?
Cari Informasi yang Beragam
Jangan hanya percaya pada satu sumber informasi. Temukan sudut pandang yang berbeda, bahkan jika itu bertentangan dengan keyakinan kita.Berani Mengevaluasi Kebenaran yang Kita Percaya
Jika sesuatu terasa "benar" hanya karena kita sudah terbiasa dengannya, cobalah pertanyakan kembali: apakah itu benar-benar logis?-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!