Indonesia, dengan segala potensi alam dan sumber daya manusianya, masih menghadapi kenyataan pahit: ketergantungan pada impor dan utang. Meski kebijakan ini sering dianggap perlu untuk memenuhi kebutuhan dan mendorong pembangunan, ketergantungan yang berlebihan dapat menjadi ancaman bagi kemandirian ekonomi negara. Namun, apa sebenarnya penyebab di balik kondisi ini, dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?
Mengapa Indonesia Bergantung pada Impor?
Impor di Indonesia sebagian besar mencakup bahan baku industri, pangan, hingga barang konsumsi. Beberapa alasan utamanya meliputi:
1. Ketergantungan pada Teknologi dan Bahan Baku: Banyak industri dalam negeri belum mampu menghasilkan bahan baku atau produk setengah jadi secara efisien.
2. Produktivitas Pertanian yang Rendah: Sektor pertanian sering kali menghadapi masalah seperti kurangnya teknologi, akses modal, dan infrastruktur, sehingga hasil panen tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri.
3. Preferensi Konsumen: Produk impor sering dianggap lebih berkualitas dibandingkan produk lokal, sehingga mendorong permintaan yang tinggi.
Mengapa Utang Negara Terus Bertambah?
Utang luar negeri menjadi alat pembiayaan utama untuk proyek infrastruktur besar dan program sosial. Namun, utang ini juga meningkat karena:
1. Defisit Anggaran: Pendapatan negara, termasuk pajak, belum mampu menutup kebutuhan belanja.
2. Proyek Non-Produktif: Sebagian utang digunakan untuk pengeluaran yang tidak menghasilkan pemasukan langsung, seperti subsidi atau operasional.