Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan komunikasi dan saya ingin memberikan opini, pendapat atau bisa juga pengalaman hidup saya kepada anda.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berpikir Bebas Itu Tidak Ada: Pandangan dari Dr. Ryu Hasan

17 November 2024   17:30 Diperbarui: 17 November 2024   22:47 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari: you tube kompas.com (https://youtu.be/QYEkN0u-PBo?si=J-dEm5-XhHQeSppZ)

Ketika berbicara tentang berpikir bebas, banyak yang membayangkan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan atau membentuk pandangan tanpa terpengaruh oleh faktor eksternal. Namun, benarkah berpikir bebas itu ada? Dalam salah satu videonya yang berjudul 'Behavior Neuroscience bersama Dr. Ryu Hasan', Dr. Ryu Hasan memberikan pandangan menarik tentang bagaimana otak manusia bekerja dan mengapa berpikir bebas hanyalah ilusi.

Neuroplastisitas: Otak yang Dibentuk oleh Pengalaman

Dr. Ryu Hasan menjelaskan bahwa otak manusia adalah organ yang sangat adaptif. Ia memiliki kemampuan neuroplastisitas, yaitu kemampuan untuk membentuk dan mengubah jalur saraf berdasarkan pengalaman hidup. Setiap pengalaman---baik dari pola asuh, pendidikan, budaya, hingga lingkungan tempat kita tumbuh---membentuk cara otak kita bekerja dan memengaruhi bagaimana kita memahami dunia.

Menurut Dr. Ryu, otak kita tidak pernah memulai dari "kertas kosong". Semua pemikiran, keputusan, dan pandangan kita berakar pada hal-hal yang sudah tertanam sejak kecil. Bahkan, perilaku kita sering kali tidak sepenuhnya rasional, melainkan dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang sudah tertanam melalui pengalaman sebelumnya.

Berpikir Bebas atau Hanya Ilusi?

Pernyataan Dr. Ryu Hasan membuka mata bahwa yang kita anggap sebagai berpikir bebas sebenarnya hanyalah hasil dari pengaruh-pengaruh yang tak terlihat. Contohnya:

Lingkungan agamis dapat membentuk cara pandang seseorang terhadap kehidupan dan nilai-nilai tertentu.

Pendidikan formal sering kali mencetak pola pikir tertentu sesuai dengan kurikulum dan ideologi yang diajarkan.

Budaya dan norma sosial juga memainkan peran besar dalam membentuk apa yang dianggap benar atau salah oleh seseorang.

Dengan kata lain, ketika kita merasa sedang berpikir bebas, sebenarnya kita hanya merespons rangkaian pengalaman dan kepercayaan yang telah tertanam dalam otak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun