Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan komunikasi dan saya ingin memberikan opini, pendapat atau bisa juga pengalaman hidup saya kepada anda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siklus Pelanggaran Aturan: Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum Sejak Dini

9 November 2024   19:10 Diperbarui: 9 November 2024   19:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat yang sadar akan hukum dan etika merupakan kunci bagi terciptanya lingkungan yang aman dan tertib. Namun, masih banyak kasus pelanggaran hukum yang terjadi di Indonesia, bahkan oleh orang-orang yang secara ekonomi maupun pendidikan tergolong cukup mapan. Fenomena ini menunjukkan bahwa tingginya pendidikan formal tidak selalu berbanding lurus dengan kesadaran hukum. Di sinilah pentingnya pendidikan informal, terutama peran orang tua, dalam membentuk kesadaran hukum dan etika sejak dini pada anak-anak.

Pentingnya Pendidikan Hukum dari Orang Tua

Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anak. Sebelum anak mengenal pendidikan formal di sekolah, nilai-nilai dan pola perilaku yang mereka pelajari biasanya berasal dari rumah. Jika orang tua sudah memiliki kesadaran akan pentingnya mematuhi aturan dan etika, mereka cenderung menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anaknya. Sebaliknya, jika orang tua terbiasa melakukan pelanggaran atau tidak peduli dengan aturan, anak-anak mungkin akan menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang biasa dan dapat diterima.

Sebagai contoh, ketika orang tua membuang sampah sembarangan atau tidak menaati aturan lalu lintas, anak-anak akan melihat dan meniru perilaku tersebut. Dalam jangka panjang, hal ini bisa membentuk siklus ketidakpedulian terhadap hukum yang berulang dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, peran orang tua dalam menanamkan kesadaran hukum dan etika menjadi sangat penting sebagai langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar dan taat aturan.

Tantangan dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum

Meski idealnya orang tua memiliki peran besar dalam pendidikan kesadaran hukum, realitasnya tidak semudah itu. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

1. Kurangnya Kesadaran dari Orang Tua Sendiri: Jika orang tua sendiri tidak memiliki kesadaran hukum yang baik, mereka akan kesulitan menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anak. Pendidikan formal mungkin mengajarkan pentingnya etika dan hukum, tetapi tanpa praktik nyata dari orang tua, anak-anak bisa merasa bahwa pelajaran tersebut tidak relevan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Lingkungan Sosial yang Kurang Mendukung: Di beberapa tempat, pelanggaran aturan seperti membuang sampah sembarangan atau melanggar aturan lalu lintas sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Ketika orang tua dan lingkungan sosial sama-sama memiliki kesadaran yang rendah, anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung untuk mematuhi aturan.

3. Pengaruh Media dan Budaya Populer: Media dan budaya populer juga berperan besar dalam membentuk perilaku masyarakat, terutama anak-anak. Ketika media tidak cukup memberikan contoh positif terkait kepatuhan terhadap aturan, upaya orang tua menjadi lebih sulit karena anak-anak terpapar pada berbagai contoh perilaku yang kontraproduktif.

Membangun Sikap yang Peduli Hukum sejak Dini

Untuk menumbuhkan kesadaran hukum yang kuat, orang tua bisa memulainya dengan langkah-langkah sederhana namun berdampak besar, seperti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun