Contoh dari Vietnam bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. Alih-alih menolak tawaran Apple secara langsung, pemerintah Indonesia bisa melakukan negosiasi yang menitikberatkan pada manfaat langsung bagi masyarakat. Vietnam, misalnya, menyetujui investasi dengan syarat utama bahwa tenaga kerja lokal akan menjadi prioritas dalam proses rekrutmen. Pendekatan ini lebih pragmatis dan memungkinkan negara mendapatkan manfaat ekonomi jangka pendek tanpa harus mengorbankan sumber pendapatan sepenuhnya.
Dengan memperbolehkan investasi namun tetap menetapkan batas-batas tertentu, Indonesia bisa mengambil langkah yang lebih fleksibel. Misalnya, menawarkan pembebasan pajak dengan batas waktu yang lebih pendek atau insentif tertentu sebagai bentuk kompromi yang tetap menjaga kontribusi fiskal secara jangka panjang.
5. Membuka Dialog untuk Solusi yang Seimbang
Menolak mentah-mentah sebuah proposal mungkin bukan pendekatan terbaik dalam jangka panjang. Pemerintah dan Apple bisa membuka dialog lebih lanjut untuk mencari titik tengah antara kebutuhan akan investasi besar dan perlindungan kebijakan fiskal Indonesia. Ada beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan, misalnya memberi insentif pajak terbatas, sambil tetap menetapkan persyaratan ketat agar perusahaan tetap berkontribusi bagi Indonesia.
Dengan dialog terbuka, pemerintah dapat tetap menjaga kedaulatan fiskal tanpa harus menutup pintu bagi investasi asing yang potensial. Sementara Apple mendapatkan akses pasar dan tenaga kerja Indonesia, masyarakat pun mendapatkan manfaat ekonomi yang bisa meningkatkan taraf hidup.
Kesimpulan
Kasus tawaran investasi Apple tanpa pajak ini membuka diskusi penting mengenai keseimbangan antara kepentingan nasional dan manfaat ekonomi. Dalam menghadapi situasi seperti ini, Indonesia perlu mengambil langkah yang lebih fleksibel namun tetap tegas. Belajar dari contoh negara lain, kita bisa mengakomodasi investasi dengan syarat yang jelas, tanpa mengorbankan kedaulatan fiskal. Solusi yang seimbang akan membantu Indonesia tetap kompetitif di mata investor global, namun tetap menjaga martabat dan kepentingan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H