4. Menyentuh Isu Sosial yang Relevan
Film horor Indonesia yang mengangkat tema ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menyentuh isu sosial yang relevan. Dalam kehidupan modern, kesibukan kerja dan stres sering kali membuat orang tua sulit memberikan perhatian penuh kepada anak-anak mereka. Beberapa film horor, seperti Marni dan Wewe Gombel, The Doll 3, dan mata batin 2 mencoba menunjukkan konsekuensi dari sikap acuh tak acuh orang tua, baik dalam bentuk psikologis maupun supranatural.
Dengan menyentuh isu ini, film horor tersebut berperan sebagai medium yang membantu masyarakat memahami bahwa perhatian dan kasih sayang sangat diperlukan dalam kehidupan anak. Selain sebagai tontonan, film ini menyadarkan masyarakat tentang efek buruk dari pola pengasuhan yang kurang tepat. Ketika penonton melihat bagaimana anak-anak yang terabaikan mengalami teror gaib, mereka juga diingatkan akan pentingnya peran keluarga dalam memberikan keamanan dan kasih sayang kepada anak-anak mereka.
Kesimpulan
Tema anak yang diabaikan dalam film horor Indonesia bukan sekadar elemen cerita, tetapi mencerminkan realitas sosial dan budaya di Indonesia. Film seperti Marni: The Story of Wewe Gombel menunjukkan bahwa kurangnya perhatian terhadap anak dapat membawa dampak buruk, baik dalam bentuk yang nyata maupun mistis. Dengan menghadirkan cerita ini dalam bentuk horor, film tersebut tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengingatkan orang tua tentang pentingnya kehadiran dan perhatian dalam kehidupan anak-anak mereka. Melalui pesan-pesan moral yang tersirat, film-film horor ini berfungsi sebagai cermin bagi masyarakat, agar terus menjaga hubungan keluarga dan memberi perhatian pada anak-anak agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H