Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mengajarkan berfikir kritis untuk masyarakat indonesia, dan berbagi pengetahuan lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Dia Pola Pikir Umat Muslim yang Menghambat Kemajuan Bangsa

4 November 2024   13:35 Diperbarui: 4 November 2024   13:38 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia kita seringkali mendengar bahwa kesuksesan seseorang, terutama di kalangan tokoh-tokoh Islam, merupakan hasil dari usaha dan kedekatan mereka dengan Allah. Banyak yang beranggapan bahwa kebaikan-kebaikan, seperti rajin beribadah dan bersedekah, bisa saja akan langsung dibalas oleh Allah di dunia. Namun, ada pula yang berkeyakinan bahwa jika seseorang tidak tidak sukses, itu berarti ia kurang dekat dengan Allah atau kurang bertakwa. Meski tidak sepenuhnya salah, pemikiran ini dapat menghambat kemajuan masyarakat, terutama ketika ada anggapan bahwa kerja keras dan usaha intelektual tidak diperlukan.

1. Sikap Mengandalkan Doa Tanpa Usaha

Pemikiran bahwa kesuksesan hanya bergantung pada doa tanpa usaha nyata menciptakan sikap apatis di kalangan masyarakat. Banyak orang menjadi kurang semangat untuk bekerja keras, karena mereka percaya bahwa dengan hanya berdoa, Allah akan memberikan rezeki. Hal ini berlawanan dengan realitas di mana negara-negara maju, seperti negara-negara Barat, terus berinovasi dan berjuang keras untuk mencapai kemajuan. Ketidakpuasan ini dapat berujung pada stagnasi, di mana bangsa Indonesia tertinggal dalam persaingan global.

2. Pandangan Negatif terhadap Dunia

Seringkali kita mendengar bahwa dunia ini hanya sementara dan penuh dengan jebakan yang bisa membuat kita lalai. Pandangan ini dapat membuat banyak orang tidak berambisi untuk memperbaiki kondisi kehidupan mereka. Ketika orang terlalu fokus pada kehidupan setelah mati dan mengabaikan potensi duniawi, mereka cenderung mengabaikan usaha-usaha untuk mencapai kesejahteraan. Atau dengan kata lain mereka tidak mempedulikan urusan duniawi. Padahal, banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menyatakan bahwa dunia ini juga merupakan tempat untuk berusaha dan berinovasi. Islam mengajarkan bahwa menikmati hasil dari usaha di dunia ini adalah bagian dari ibadah, asalkan tidak melupakan tujuan akhirat.

3. Mengabaikan Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Ada anggapan di kalangan sebagian masyarakat bahwa ilmu agama lebih penting daripada ilmu pengetahuan lainnya. Tentu saja, ilmu agama memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan seorang Muslim. Namun, menganggap ilmu kedokteran, ekonomi, dan teknologi sebagai tidak penting adalah kesalahan besar. Saat ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti kemiskinan dan ketertinggalan dalam teknologi. Ilmu pengetahuan dan keterampilan praktis sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Islam justru mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, baik yang berkaitan dengan agama maupun yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kesimpulannya, pemikiran yang menghambat kemajuan bangsa harus ditinjau ulang. Kita perlu mengedepankan semangat kerja keras, menghargai dunia sebagai ladang beramal, dan mengutamakan pengetahuan di segala bidang. Hanya dengan cara ini, kita dapat menciptakan bangsa yang lebih berdaya saing dan sejahtera, sekaligus menjaga nilai-nilai agama yang kita anut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun