Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mengajarkan berfikir kritis untuk masyarakat indonesia, dan berbagi pengetahuan lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Banyak Siswa di Indonesia Malas Belajar? Ini Penyebabnya

23 Oktober 2024   06:45 Diperbarui: 23 Oktober 2024   06:52 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar anak tertidur di kelas (Dari: chatgpt.com)

5. Metode Pengajaran yang Tidak Disesuaikan dengan Minat Siswa
Sering kali, siswa dipaksa untuk mempelajari semua mata pelajaran tanpa mempertimbangkan minat dan potensi mereka. Misalnya, seorang siswa yang sangat menyukai olahraga mungkin dipaksa untuk terus mempelajari matematika, padahal minatnya tidak ada di sana. Pemaksaan semacam ini membuat siswa merasa frustasi dan semakin tidak menyukai proses belajar.

Sebaliknya, jika guru bisa memahami dan mendukung minat siswa, pembelajaran bisa menjadi lebih efektif. Guru dapat mencari cara untuk menghubungkan pelajaran dengan minat siswa, sehingga siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi.

6. Toleransi dari Guru terhadap Kemalasan Belajar
Terkadang, guru juga ikut berperan dalam memupuk kemalasan belajar siswa dengan mentoleransi sikap malas atau memberikan standar yang terlalu rendah. Beberapa guru mungkin berpikir, "Tidak masalah asalkan mereka tidak membuat masalah, mereka tetap akan naik kelas," sehingga tidak mendorong siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.

Jika guru terus mentoleransi perilaku ini, siswa akan semakin terbiasa dengan kemalasan dan kehilangan semangat belajar. Seharusnya, guru memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan siswa dan mendorong mereka untuk berpikir serta berkembang.

7. Trauma Belajar di Masa Kecil
Pengalaman belajar di tingkat dasar juga berperan penting dalam membentuk sikap siswa terhadap pendidikan. Jika sejak SD siswa dipaksa untuk belajar dengan cara yang tidak mereka sukai, seperti terlalu banyak menghafal atau dipaksa menguasai materi yang sulit tanpa bimbingan yang tepat, mereka bisa mengalami trauma belajar. Akibatnya, ketika mereka tumbuh, mereka menjadi enggan menghadapi pelajaran yang dianggap sulit, seperti matematika atau fisika.

8. Guru yang Mendukung Tindakan Menyontek
Salah satu hal yang memperburuk kemalasan belajar adalah sikap beberapa guru yang secara tidak langsung mendukung tindakan menyontek. Beberapa guru mungkin berkata, "Tidak apa-apa menyontek pekerjaan teman, yang penting tugas selesai," atau, "Kalian bisa bekerja sama satu kelas, asalkan tugas selesai untuk nilai rapor." Sikap seperti ini memberikan pesan bahwa proses belajar tidak penting, yang penting adalah menyelesaikan tugas dan mendapatkan nilai yang baik.

Dengan pernyataan seperti itu, siswa kehilangan motivasi untuk berpikir sendiri dan merasa bahwa mereka bisa "berhasil" tanpa harus benar-benar belajar atau menguasai materi. Akhirnya, mereka cenderung bergantung pada pekerjaan teman dan malas untuk berpikir kritis, karena tahu bahwa guru tidak mempermasalahkan hal tersebut

Penutup
Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam membangkitkan semangat belajar siswa. Salah satu kunci untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merancang metode pengajaran yang lebih relevan, interaktif, dan sesuai dengan minat siswa. Selain itu, guru harus mampu mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mandiri, bukan sekadar mengejar nilai atau lulus tanpa benar-benar belajar. Dengan begitu, semangat belajar bisa kembali hidup di kalangan siswa, dan pendidikan bisa menjadi sarana untuk membangun generasi yang lebih cerdas dan mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun