Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai individu yang sangat berpegang pada keyakinan yang mereka miliki, baik dalam konteks agama, sosial, maupun aspek lainnya. Mereka cenderung mengandalkan informasi dari otoritas tertentu, seperti dokter atau ulama, dan menolak pendapat atau informasi yang bertentangan.Â
Hal ini diperparah dengan adanya media sosial yang memperkuat kepercayaan mereka, sehingga menumbuhkan sikap apriori terhadap pandangan lain. Namun, tahukah Anda bahwa sikap ini dapat memberikan dampak negatif bagi bangsa dan negara kita?
Permasalahan yang Dihadapi
1. Kontroversi atas Doktrin Tanpa Bukti yang Logis
Bayangkan saja jika ada seorang dokter yang berpendapat bahwa semua orang harus menghindari makanan tertentu meskipun tidak didukung dengan alasan yang logis. Banyak orang yang mempercayainya tanpa mempertanyakan lebih jauh.Â
Ketika ada dokter lain yang memberikan pendapat yang berbeda, kedua belah pihak saling mengadu argumen tanpa mencari kebenaran yang objektif. Hal ini menciptakan perdebatan yang tidak produktif dan menyesatkan masyarakat.
2. Mundurnya Kemajuan Bangsa
Misalnya, ada kelompok masyarakat yang percaya bahwa teknologi modern tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional. Ketika masyarakat ini menolak untuk mengadopsi inovasi dan ilmu pengetahuan baru, mereka justru menghambat kemajuan bangsa.Â
Hal ini terlihat dalam sektor pendidikan, di mana banyak sekolah masih menggunakan metode pengajaran yang ketinggalan zaman, sementara negara lain telah beralih ke pendekatan yang lebih efektif dan relevan.
3. Kerugian dalam Akses Informasi
Cobalah bayangkan seseorang yang tidak mau mencari informasi tentang pengobatan alternatif karena merasa cukup dengan satu metode tradisional yang sudah diterima.Â
Meskipun mungkin ada pilihan pengobatan yang lebih efektif, ketidakmauan untuk melihat sudut pandang lain bisa menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik untuk masalah kesehatan mereka.
4. Peradaban yang Semakin Tertinggal
Di era globalisasi ini, beberapa daerah di Indonesia masih mengandalkan metode pertanian tradisional yang tidak efisien.Â