Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mengajarkan berfikir kritis untuk masyarakat indonesia, dan berbagi pengetahuan lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Alasan Kenapa Buku Paket Sekolah Sulit Dipahami

30 September 2024   05:05 Diperbarui: 30 September 2024   13:55 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Kurikulum yang Kaku dan Tidak Fleksibel
Kurikulum di Indonesia sangat berorientasi pada pencapaian standar tertentu, sehingga buku-buku paket disusun untuk memenuhi kebutuhan kelulusan. Akibatnya, kurikulum membatasi ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi ide-ide atau gagasan yang berbeda di luar materi yang diajarkan. 

Siswa jarang diperkenalkan pada buku-buku yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu atau mendorong mereka untuk berpikir lebih kreatif dan kritis. Ini berbanding terbalik dengan kebebasan yang diberikan oleh buku-buku Barat, di mana penulis memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi topik-topik yang merangsang minat baca dan pemikiran kritis.

5. Kurangnya Akses ke Buku yang Menarik
Di banyak sekolah dan perpustakaan di Indonesia, akses terhadap buku-buku yang berkualitas masih terbatas. Buku-buku yang tersedia sering kali adalah buku paket atau buku referensi yang kaku dan formal, yang tidak menarik bagi siswa. 

Buku-buku populer dan menarik, seperti buku-buku filosofi atau sastra Barat yang lebih mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, jarang tersedia atau dipromosikan. 

Hal ini menyebabkan minat baca menjadi rendah, karena siswa tidak diberikan kesempatan untuk menikmati pengalaman membaca yang lebih menyenangkan dan bermanfaat.

6. Dampak Jangka Panjang: Kebiasaan Malas Membaca
Akibat dari faktor-faktor di atas, banyak siswa di Indonesia tumbuh dengan kebiasaan malas membaca. Karena terbiasa dengan buku-buku yang sulit dipahami dan tidak menarik, mereka menganggap membaca sebagai beban, bukan sebagai kegiatan yang menyenangkan. Hal ini berdampak langsung pada rendahnya jam baca di Indonesia. 

Berdasarkan data UNESCO, Indonesia berada di peringkat rendah dalam hal minat baca, dan salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pengalaman membaca yang menarik di sekolah.

7. Pentingnya Mengubah Pendekatan Pendidikan
Jika Indonesia ingin meningkatkan jam baca dan minat baca warganya, maka perlu ada perubahan signifikan dalam pendekatan pendidikan. Kurikulum perlu lebih fleksibel dan mengutamakan pengajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. 

Buku-buku yang disajikan kepada siswa harus lebih relevan dengan kehidupan mereka dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Siswa juga harus didorong untuk membaca lebih banyak buku yang tidak hanya berorientasi pada pelajaran, tetapi juga dapat memperluas wawasan dan minat mereka.  

Dengan demikian, rendahnya jam baca di Indonesia bukan hanya masalah minat pribadi, tetapi juga berkaitan dengan sistem pendidikan yang membatasi siswa untuk terlibat dalam pengalaman membaca yang bermakna dan menyenangkan. 

Kurikulum yang kaku, penggunaan bahasa yang sulit, serta akses terbatas terhadap buku-buku yang menarik merupakan beberapa faktor utama yang harus diperbaiki jika Indonesia ingin meningkatkan budaya membaca di kalangan masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun