Mohon tunggu...
Yasir Husain
Yasir Husain Mohon Tunggu... Guru - Guru

Teacher; Penulis Buku Nasihat Cinta dari Alam, Surga Menantimu, SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa, Mengatasi Kebosanan

22 Mei 2019   04:54 Diperbarui: 22 Mei 2019   04:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: neilpatel.com

Ada bermacam-macam cara orang menjalani bulan ramadhan. Tentu yang utamaadalah melaksanakan yang wajib, yaitu berpuasa. Tapi, ada pula banyak ibadahsunnah lainnya---selama ramadhan---yang memiliki banyak keutamaan. Pada ibadah-ibadahsunnah inilah tingkatan orang-orang yang berpuasa berbeda-beda. Ada yangbenar-benar total saja beribadah, ada menyeimbangkan, dan ada yang sekadarberpuasa saja menahan makan dan minum serta kemaluan tanpa menambah lagiibadah-ibadah lainnya.

Tingkatan orang berpuasa sendiri dikelompokkan menjadi tiga. Seperti yangdijelaskan oleh Ibnu Qudamah berikut,

1. Tingkatan orang awam yang hanya sebatas menahan perut (makan dan minum)dan kemaluan saja.

2. Tingkatan puasa khusus, yaitu juga menahan pandangan lisan, penglihatandan semua anggota badan dari perbuatan dosa.

3. Tingkatan puasa yang lebih khusus, yaitu menahan diri dari keinginan-keinginanyang jelek yang dapat menjauhkan dari Allah.

Berdasarkan pembagian tersebut, maka kecenderungan orang berpuasa untukmemperbanyak ibadah sunnahnya selalu selaras dengan tingkatan puasanya. Semakintinggi tingkatannya, semakin banyak pula ibadah (sunnah) yang dikerjakan.Tentunya yang wajib sudah pasti istikamah.

Pertanyaannya, apa yang bisa menjadikan seseorang memperbanyak ibadahnya,terutama di bulan ramadhan? Dan apa pula yang menjadikan seseorangmalas-malasan dalam ibadah, walaupun di bulan ramadhan?

Jawabannya adalah masalah semangat. Berdasarkan penjelasan para ulama, halyang membuat seseorang semangat dalam ibadah adalah karena benar-benar memahamiibadah yang dijalankan. Terutama mengetahui segala fadhilah (keutamaan) nya.Semangat karena ingin mendapatkan keutamaan yang menjadi janji Allah tersebut.Yakin dengan hal itu, dan percaya bahwa segala keutamaan dalam ibadahbenar-benar akan membahagiakan di dunia dan (terutama) di akhirat.

Adapun yang malas-malasan atau bosan, bisa jadi karena tidak paham apa yangdijalankan. Tidak mengerti tentang keutamaan ibadah yang dikerjakan. Akhirnya,segalanya dilakukan dengan asal.

Nah, jika di bulan Ramadhan ini kita benar-benar menjalankan ibadah puasasebagaimana mestinya, maka harusnya kita lekat dengan ibadah-ibadah lainnya.Mengiringi ibadah wajib kita dengan banyak ibadah sunnah. Kalau sudah demikian,hikmahnya bisa kita bawa ke kehidupan kita. 

Dalam menjalani hidup ini, biasanya kita akan cepat sekali merasa bosandengan yang kita miliki, hingga akhirnya menginginkan yang baru. Kita gantilagi, lalu bosan lagi. Ganti lagi dan bosan lagi. Begitu seterusnya. Hal inibiasanya terjadi pada barang-barang yang kita miliki sperti kendaraan, pakaian,perhiasan, hingga ada yang sampai rumah.

Rumusnya sederhana. Petiklah hikmah dari semangat kita berpuasa yangdiiringi dengan ibadah-ibadah lainnya. Kita semangat karena paham keutamaannya,paham fungsi dan tujuannya. Nah, jika ini ditarik pada kehidupan sehari-harikita, insyaAllah kita akan jauh dari kebosanan. Kita perlu mengetahui fungsidari barang-barang yang kita adakan. 

Kita harus mengerti bahwa kita membeli barang-barangtersebut karena memang kita butuh, bukan karena ingin. Semakin kita menggunakanfungsi dari segala harta benda yang kita miliki, kita akan semakin jauh darikebosanan terhadapnya. Sama halnya dengan pasangan kita, semakin kita pahamkeberadaannya untuk kita, semakin kita setia kepadanya.

Jadi kesimpulannya, kebosanan yang sering kita temui di hidup kita,penyebabnya (kebanyakan) hanya karena kita kurang mengerti fungsi dan tujuandari hal-hal di sekitar kita. Kita kurang paham keberadaannya dan kita takbanyak mengambil manfaat darinya. Itulah sebabnya kita selalu dianjurkan untukhanya bergelut dengan segala hal yang bermanfaat saja.

Wallahu A'lam

---Yasir Husain, PenulisBuku SETIA (Selagi Engkau Taat &Ingat Allah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun