Coba perhatikan---di bulan ramadhan ini---orang-orang di sekitarmu. Banyak yang berpuasa, banyak yang tadarrus, banyak yang tarawih, banyak yang memberi buka puasa, banyak yang sedekah, dan masih banyak lagi bentuk ibadah lainnya yang dilakukan. Maka sungguh angkuh jika engkau menganggap dirimu lah yang paling baik, dirimu yang paling benar.
Coba perhatikan. Ketika engkau melihat satu saja keburukan orang lain, seketika engkau memvonisnya jelek, menyangkanya hina, bahkan mencapnya sesat. Maka sungguh aneh jika kamu masih saja menganggap dirimu lebih suci, sementara yang kamu tahu tentang keburukanmu bukan hanya satu, tapi semuanya. Ya, kamu lebih tahu tentang semua keburukanmu dibanding orang lain.
Coba perhatikan. Kamu begitu senang disangka baik, senang diapresiasi. Maka sungguh pengecut jika engkau enggan melakukan hal yang sama pada orang lain.
Ya, kamu dan orang lain sama. Sama-sama manusia. Sifat umum manusia adalah suka yang baik-baik dan tak senang dengan yang buruk-buruk. Dari sini bisa dipahami bahwa untuk bersikap pada orang lain, belajarlah dari diri sendiri.
Jika ada kesalahan yang lebih dulu engkau perbaiki, itulah kesalahanmu. Jika ada orang yang harus kau nilai buruk, itulah dirimu. Dan jika ada yang harus engkau tetapkan baik, itulah orang lain. Kenapa? Karena engkau sudah tahu pasti keburukan-keburukanmu. Baik yang tampak, terlebih lagi yang tersembunyi. Sementara yang engkau ketahui tentang orang lain hanya sedikit, itupun hanya yang tampak sekilas dari luar.
Olehnya itu, perbanyaklah mengevaluasi diri. Jadikan bulan ramadhan ini sebagai perenungan untuk melihat lagi dosa-dosa sendiri. Perbanyak tobat dan istigfar. Jika kamu punya satu keinginan untuk mengoreksi orang lain maka kamu harus punya seribu keinginan untuk mengoreksi dirimu sendiri.
"Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya."Â (HR. Tirmidzi)
Pada riwayat lain juga dikatakan,
"Lakukanlah muhasabah pada jiwa kalian sebelum kalian dihisab, karena hisab pada hari kiamat nanti akan menjadi ringan bagi orang-orang yang telah memuhasabah dirinya ketika didunia."Â (HR. Tirmidzi)
Dengan berpuasa kamu bisa lebih fokus pada dirimu sendiri. Maka jadikanlah ibadah puasamu sebagai momentum untuk menelusuri lagi dirimu lebih dalam. Semoga dengan itu, kamu bisa paham bahwa segala kebaikan diciptakan untuk dimiliki banyak orang. Bukan hanya dirimu. Sebab surga pun tercipta bukan untuk satu orang.
Wallahu A'lam
---Yasir Husain, Penulis Buku SETIA (Selagi Engkau Taat dan Ingat Allah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H