Mohon tunggu...
Yasinta Astuti
Yasinta Astuti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger dan Certified Digital Marketing. Suka sekali dengan Canva dan Passionate pada digital marketing. Konten kreator untuk 5 rumah sakit swasta. Blog pribadi : https://yasinyasintha.com dan Instagram @yasinta.astuti

Selanjutnya

Tutup

Diary

Meja Kaca Membawa Celaka

21 November 2021   23:24 Diperbarui: 21 November 2021   23:38 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pilih meja kaca, apalagi jika di rumah punya balita. Saya udah ga enak hati sejak lama sebenernya, udah lama ingin menyingkirkan meja kaca yang sudah ada. Alasannya jelas, keselamatan anak di rumah jadi taruhannya. Tak pernah menemukan alasan yang tepat dan waktu yang tepat atau mungkin tak pernah punya keberanian yang cukup untuk menyingkirkannya. 

Ahh entahlah, meja kaca oh meja kaca. 

Kursi Sudut dan Meja Kaca Penuh Cerita 

Meja kaca ilustasi nya saja ( sumber : Seputarfurniture)
Meja kaca ilustasi nya saja ( sumber : Seputarfurniture)
Mungkin karena merasa benda ini punya sejarah dan cerita jadi enggan menyingkirkannya. Saya masih ingat, meja dan kursi sudut mungil ini adalah bentuk komitmen saya dan pacar ( saat ini suami ) untuk membuka kantor jasa foto wedding di rumahnya. Tak ada uang saat itu, dan tak sengaja kami melintas pameran furniture, setelah lihat-lihat ternyata boleh juga harganya, plus bisa dicicil 12 bulan lamanya.

Tak punya jaminan apa-apa, usaha fotonya pun masih meraba-raba. Kami anggap si kursi set ini keramat, yang mendudukinya akan deal jadi klien, entah pemikiran macam apa ini. Tak disangka, ini jadi harta kami berdua untuk kali pertama. Di bawa-bawa setiap acara pameran, pindahan kontrakan hingga akhirnya menempati rumah milik mertua. 

Mungkin itu alasan utama tak bisa menyingkirkannya begitu saja, ada banyak cerita perjuangan. 

Tapi harusnya berpikir logika saja ya, kursi dan terutama meja kaca ini usianya sudah lebih dari 10 tahun. Sudah diangkut kemana-mana, plus tebalnya pun biasa aja. Bukan tipe meja kaca tebal yang kuat. 

Meja Kaca Membawa Celaka

Tentu bukan salah mejanya, ini takdir yang harus terjadi. Memang sudah begitu saja, tapi tentu sedikit banyak ada salah saya sebagai ibu dalam kecelakaan di rumah. Saya sedang makan buah suapan kedua kala meja kaca ini pecah diduduki si bungsu.

Ya, meja kaca itu pecah. Si bungsu yang penurut, entah kenapa siang itu mendudukinya di ruang studio, prang !! Saya segera menghampiri, ia menangis kaget, sedang saya sibuk melihat ke lantai dan sekujur tubuh anak. Saat itu, saya tak melihat apa-apa, menuntun kedua anak saya sulung ( 7 tahun ) dan si bungsu ( 3,5 tahun ) keluar studio.

Sontak kaget ketika ada darah menetes dan menyadari darah berasal dari kaki belakang, bagian atas mata kaki. Buru-buru saya angkat, dan uhh... Kaki nya robek. Saya sempat freeze rasanya, bingung harus apa. Setelah berusaha tenang, ambil tisu, menekan lukanya. Menghentikan pendarahannya, sempat berpikir bisa merawatnya di rumah, tapi urung ketika melihat luka menganga. Saya memutuskan ke RS saja.

Suami sedang kerja, dan kami tinggal di pemukiman yang melarang Ojol untuk menarik penumpang. Dibawa naik motor sungguh tak mungkin rasanya. Beruntung taksi diizinkan jemput, ketika taksi datang, tempat yang saya tuju adalah IGD terdekat, RSU Hermina Arcamanik tepatnya. Beruntungnya lagi, dengan gedung barunya, penanganan lebih cepat dari biasanya, btw gedung baru ini khusus pasien pribadi dan asuransi, jadi you know lah pasti lebih berbeda fasilitas dan penangananya pun. 

lagi di jahit sama dokter
lagi di jahit sama dokter

Setelah diperiksa, benar saja. Si bungsu harus dijahit, 5 jahitan. Ngilu membayangkannya pun, saat prosesnya berlangsung saya tak berani melihat. Saya memilih telungkup sambil menguatkan anak yang menangis kesakitan. Hati saya patah sekali rasanya.

Meja kaca oh meja kaca

Setelah pulang, bahkan melihatnya saja saya tak mampu. Kecelakaan ini takdir yang sebenarnya bisa dihindari kalau saja saya lebih berani mengambil keputusan menyingkirkan meja kaca. Terlebih di rumah masih punya balita.

Pelajaran berharga yang mahal harganya, karena berhubungan dengan keselamatan jiwa. 

Dua minggu ke depan, benar-benar harus menjaga lukanya agar tetap bersih. Kami bersihkan secara mandiri setiap hari di rumah. Katanya, 14 hari setelahnya jahitan bisa dibuka.

Doakan ya, anak bungsu kuat dan segera sehat dan ceria kembali. 

Bu, Pak. Hati-hati ya di rumah, belajar dari pengalaman saya. Jika punya meja kaca, pastikan benar-benar aman untuk si kecil. Terutama jika masih memiliki balita, terutama jika meja kacanya adalah meja tamu yang bisa dipanjat, terutama jika meja kacamanya ternyata tipis. Pokoknya, hati-hati. Jangan sampai ada lagi cerita meja kaca membawa celaka. 

( Walau bukan salah mejanya ya ) saya harusnya memutuskan lebih awal menyingkirkannya.

Bandung, 21 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun