Batu dalam gengaman saya bunyikan. Kemudian saya melemparinya dengan sasaran tiga puluh senti meter dari kaki kirinya, untuk meyakinkan bahwa saya tidak main-main dengan ucapan saya.Â
Begitu saya hendak melemparnya lagi, sosok itu langsung berteriak: "Jangan! jangan! jangan lempar! Aku pamanmu." Saya tidak peduli dan ingin melemparnya lagi. Tetapi sosok itu berteriak-teriak, mendekati saya dan memeluk saya. Saya pun diyakinkan jika itu memang paman saya. Rupanya paman tahu jika saya akan ke sawah pada malam hari. Akhirnya sepanjang malam saya juga ikut membantunya membersihkan kapuk di sekujur tubuhnya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!