Pesta "Sambut Baru" di Desa Rana Mbata

Orang melaksanakan pesta hanya karena gengsi pribadi. Ada kecemburuan sosial yang terbentuk dalam diri anak mana kala dia melihat ada pesta temannya yang lebih mewah bila dibandingkan dengan pestanya. 

Pernah terjadi seorang anak sambut baru mengundang warga untuk menghadiri pesta sambut barunya. padahal orangtuanya tidak merencanakan untuk mengadakan pesta. 

Orangtuanya kaget ketika orang berbondong-bondong datang ke rumahnya untuk mengucapkan selamat. Dalam keadaan tergesa-gesa orangtuanya terpaksa menyediakan menu seadanya guna menjamu warga yang datang. 

Keadaan ini menjadi buah bibir masyarakat. Keadaan ini pula yang mendorong para orangtua memaksakan keadaan untuk menyelenggarakan pesta sambut baru dari pada harus menanggung malu. 

Hemat saya situasi seperti ini sebenarnya butuh kepekaan ekstra dari para agen pastoral bersama pemerintah desa setempat. Kepekaan untuk terus memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa meriahnya sebuah pesta tidak diukur oleh kemewahan yang ditunjukkan kepada tamu undangan. 

Meriahnya pesta sambut baru mestinya diukur dalam bingkai iman yakni teladan hidup kesalehan dan pengembangan ekonomi rumah tangga haruslah tetap diutamakan.