Mohon tunggu...
Yasintus Ariman
Yasintus Ariman Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu ingin berbagi

Aktif di dua Blog Pribadi: gurukatolik.my.id dan recehan.my.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal "Pahilir", Tradisi Bertata Krama antara Menantu dan Mertua di Sumba Timur

9 Mei 2018   11:19 Diperbarui: 9 Mei 2018   22:54 2731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Foto: istimewa --antara news)

Bagi saya budaya pahilir unik dan layak dipertahankan. Nilai yang bisa dipetik adalah tentang pola relasi atau pergaulan. Perlu adanya jarak yang wajar dalam hubungan yang memiliki potensi terjadinya perselingkuhan.

Saya pikir pahilir menjadi salah satu penangkal arus budaya modern seperti pelakor (perebut laki orang) atau pun kelkulator (kelakuan laki kotor). Budaya pahilir ini tentu akan mengurangi kasus perselingkuhan yang masih marak terjadi secara sembunyi-sembunyi sebagai akibat dari pola pergaulan yang terlalu bebas.

Salam hangat dari Waingapu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun