Kutulis puisi ini untukmu
Saat senja menari dan kau menangis
Bola matamu terlihat pucat
Tangismu redupkan mentari
Yang terpancar di wajahmu
Kau menguji keberanianku
Merayu senja
Mendengarkan syair melankolisku
Seperti biasa
Itu hadia yang selalu kukirim untukmu
Lewat media sosial bernama WhatsApp
Dan kau selalu menantikan itu
Aku baru sadar
Ternyata kau penggemar syairku
Hingga akhirnya
Hasratku manis berbisik:
"Sentuhlah lidanya dengan lidamu
Biar dia sanggup menyulap kata sepertimu"
Waingapu, 3 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H