Pagi adalah pagi
Siang adalah siang
Malam adalah malam
Hari adalah hari
Di mana hari menjadi harimau
Aku saja baru tahu
Ada seribu Umbu
Ada seribu Rambu
Tanpa cita-cita
Seribu Umbu dan Rambu yang takut
Meski hanya bermimpi
Wajah mereka sayu
Tergambar hasrat
Pasrah
Lemah
Tak berdaya
Mereka tak berhari depan
Siapa kau?
Akulah Umbu yang tak menikmati
Indahnya taman siswa
Katanya aku hanya terlahir untuk melayani
Siapa kau?
Aku adalah Rambu si pemilik gubuk
Miskin nan krontang
Nasibnya tak mampu meraih ilmu didik
Makan saja mengais sisa orang berpunya
Siapa kau?
Akulah Umbu si pemilik ternak
Terbanyak adalah terkaya
Untuk apa sekolah?
Hartaku telah melampaui cukup
Untuk anak cucu turunanku
Aku orang Sumba?
Tidak...!
Aku bukan orang Sumba
Jika aku hanya menonton
Generasiku gugur satu persatu
Tanpa ilmu, daya dan upaya
Membiarkan Umbu pergi
Ke ladang, padang
Berbekal tongkat ajaib
Si gembala ternak
Membiarkan Rambu menjadi pelepas hasrat
Bisanya cuma di kasur, sumur dan dapur
Aku orang Sumba?
Ya...!
Jika aku berani bermimpi
Menghalau kutukan takdir
Siap mewujudkannya
Di medan hidup
Hingga tak ada tanya menerkam jiwa:
Siapa kau?
Waingapu, 2 Mei 2018