Pernahkah Anda melihat wajah bosan para peserta didik di kelas? Pernahkah Anda merasa frustasi karena strategi mengajar yang monoton tidak mampu menarik perhatian mereka?
Jika ya, Anda tidak sendirian. Kebosanan di kelas merupa kan monster yang kerap menghantui proses belajar mengajar, menghambat kemajuan siswa, dan memicu rasa frustasi bagi para guru.
Namun, jangan khawatir! Ada solusi untuk menjinakkan monster ini: Pembelajaran Berdiferensiasi!
Apa sih yang dimaksud dengan pembelajaran diferensiasi?
Menurut Marlina (2019) pembelajaran berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Dengan cara menerapkan metode "satu ukuran untuk semua", pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk menyesuaikan materi pembelajaran, strategi mengajar, dan penilaian dengan gaya belajar, minat, dan kemampuan unik setiap siswa.
Bagaimana strategi untuk mengatasi monster kebosanan?
Pembelajaran berdiferensiasi menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi kebosanan di kelas berdasarkan hal tersebut yaitu :Â
Proses belajar yang berbeda sesuai dengan passion peserta didik
Pada pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran tersebut menawarkan berbagai strategi mengajar yang sesuai dengan modalitas siswa, seperti belajar mandiri, belajar kelompok, dan proyek. Guru disini bertindak sebagai fasilitator, membantu siswa belajar secara mandiri dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Seperti halnya peserta didik yang suka menulis, maka dimasukkan ke kelompok penulis. Lainnya juga seperti yang menyukai membuat handycraft maka dimasukkan ke kelompok pengrajin. Sehingga dapat memudah guru dalam mengajarkan materi ke peserta didik.
Konten belajar yang bervariatif
Materi pembelajaran disesuaikan dengan modalitas belajar, minat dan kesiapan siswa. Guru menyediakan berbagai pilihan materi pembelajaran yang menarik dan menantang bagi semua tingkatan kemampuan. Contohnya seperti peserta didik yang suka menonton, maka guru akan menampilkan video sebagai sarana pembelajaran. Contoh lainnya juga, ada peserta didik yang suka mendengarkan musik, maka guru akan memainkan musik sebagai konten belajar yang menarik.
Produk belajar disesuaikan dengan konten dan proses
Penilaian di pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya terpaku pada tes tertulis, tetapi juga mencakup berbagai metode penilaian yang lebih otentik, seperti portofolio, proyek, dan presentasi. Seperti halnya peserta didik yang jago di bidang menulis, maka guru akan menilai karya tulisannya dan jika ada yang berbeda dengan peserta didik tersebut maka guru akan juga menilai produk yang dihasilkan peserta didik.
Dengan begitu, pembelajaran bisa dilakukan tanpa ada kebosanan. Guru harus pintar dalam membuat pembelajaran dengan strategi yang tepat. Walaupun pembelajaran berdiferensiasi bukanlah strategi yang mudah diterapkan, tetapi dengan dedikasi dan kreativitas, guru dapat menjinakkan monster kebosanan dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan bagi semua siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H