Salah satu penghalang utama dalam kesadaran pendidikan adalah kemiskinan. Banyak keluarga yang harus memilih antara mengirim anak mereka ke sekolah atau mencari nafkah. Tekanan ekonomi memaksa anak-anak untuk bekerja atau membantu orang tua mencari penghasilan, mengorbankan kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Contohnya, di daerah-daerah tertinggal, anak-anak seringkali dipaksa untuk membantu orangtua dalam kegiatan pertanian atau pekerjaan sehari-hari, mengorbankan waktu belajar mereka. Lingkaran siklus kemiskinan ini terus berputar, di mana rendahnya pendidikan menghasilkan kesempatan kerja yang terbatas, dan keterbatasan ekonomi selanjutnya mencegah akses pendidikan yang lebih baik.
 2. Pemahaman yang Keliru tentang Pendidikan
   Masyarakat masih sering memandang pendidikan sebagai beban biaya, bukan investasi jangka panjang. Sebagian besar orang tua hanya melihat pendidikan sebagai sarana untuk mendapatkan ijazah, bukan sebagai proses pengembangan kemampuan dan karakter anak.
Pemikiran tradisional yang menganggap bahwa sukses hidup tidak selalu membutuhkan pendidikan formal masih sangat kuat. Beberapa kelompok masyarakat masih percaya bahwa keterampilan praktis atau warisan keluarga lebih penting dari pada  Â
 3. Kualitas Pendidikan yang Rendah
   Ironisnya, rendahnya kualitas pendidikan di beberapa daerah turut berkontribusi pada rendahnya kesadaran masyarakat. Ketika sistem pendidikan tidak mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna, masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada pentingnya pendidikan.
Sekolah-sekolah di daerah tertinggal seringkali kekurangan infrastruktur, guru berkualifikasi rendah, dan metode pengajaran yang tidak inovatif. Hal ini mengakibatkan proses belajar mengajar yang membosankan dan tidak memberikan nilai tambah nyata bagi peserta didik.
B. Dampak Rendahnya Kesadaran Pendidikan
 1. Keterbatasan Kesempatan Hidup
Rendahnya kesadaran pendidikan berdampak langsung pada terbatasnya peluang dan kesempatan hidup. Tanpa pendidikan yang memadai, individu sulit bersaing di pasar kerja global yang semakin kompetitif. Mereka terjebak pada pekerjaan dengan upah rendah dan mobilitas sosial yang terbatas.