Mohon tunggu...
Yasin Almaliki
Yasin Almaliki Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Memori Tiang Bambu

16 Juli 2023   08:15 Diperbarui: 16 Juli 2023   08:17 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kali ini Asep menjadi pemimpin upacara. Dia adalah teman Abdul yang paling tinggi dan besar postur tubuhnya. Hentakan kakinya mirip dengan hentakan kaki tentara yang berselimut sepatu pantofel. Suaranya lantang sekerasa suara toa masjid. Tapi itu hanya ketika Asep berteriak. Selain itu, suaranya seperti biasanya teman-teman Abdul atau bahkan lebih pelan dari mereka. Giliran Abdul bertugas. Dibusungkannya tubuh Abdul layaknya pengibar bendera istana negara. Hentakan kaki-kaki Abdul dan kawannya sangat rapi. Profesional meskipun rumput lapangan kampung ini tidak rata.

"Dul, konon dulu bendera merah putih saat upacara proklamasi diambil dari terpal tukang soto" Ucap Asep penasaran.

"Iya, konon juga seseorang keliling Jakarta hanya untuk mencari kain warna merah untuk bendera proklamasi itu. Dia kemudian menemukan kain terpal merah yang dipakai penjual soto dan akhirnya dibeli dengan harga limaratus sen"

"Wahh mahal amat. Pasti sugih tukang soto itu" Ucap Asep

"Ono-ono wae kowe, Sep. itu bukan tentang seberapa mahal harganya tp tentang seberapa besar nilainya, wes-wes ayok latihan meneh." Jawab Abdul

 Sebatang tiang bambu ditatap Abdul, sebuah memori yang tak luput dari pikirannya. Apa benar kita sudah merdeka?. Kenapa kampung ini masih saja tak pernah tersentuh listrik. Menyalakan obor dan uplik di malam hari. Atau memang mereka lupa dengan kampung ini?. Ahh, pikiranmu melayang jauh Dul. Segeralah berlatih kembali, luka tanganmu akan menjadi saksi kesuksesanmu di masa depan. Abdul pasti ingat wejangan Pak Kyai Mustofa Kamil "Bersyukurlah atas apa yang sekarang Tuhan berikan kepadamu". Besok Pak Kyai akan memberikan amanat lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun