Siapa yang tak tau Masjid Agung Sunan Ampel, terletak di Jalan Petukangan, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir Kota Surabaya Jawa Timur. Merupakan sebuah bangunan bertajug tumpang tiga khas Jawa peninggalan Sunan Ampel yang pada tahun 1972 ditetapkan menjadi icon destinasi wisata religi di Kota Surabaya.
Masjid ini dibangun pada tahun 1420 M dan  merupakan pusat keislaman tertua di Kota Surabaya. Masjid ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya menurut Surat Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor 188.45/251/402.1.104/1996 tertanggal 26 September 1996. Masjid ini berbahan dasar kayu jati dengan gaya arsitektur jawa dan arab. Di dalamnya terdapat 16 buah tiang penyangga utama dengan ukuran 60 cm dan panjang 17 meter yang melambangkan jumlah rakaat salat fardhu. Tiang tersebut hingga kini masih kokoh berdiri walaupun usianya sudah ratusan tahun. Setidaknya sudah 5 kali masjid ini direnovasi.
Di selatan Masjid terdapat Sumur peninggalan Sunan Ampel yang  sekarang ditutup dan airnya di alirkan melalui pompa ke gentong-gentong besar sehingga para pengunjung leluasa mengambil dan meminumnya setiap waktu. Di sekeliling Masjid juga terdapat gapura berjumlah 5 buah yg melambangkan rukun islam. Terdapat pula menara yang menjulang yang masih asli dan belum pernah di pugar.
Keagungan Masjid ini semakin bertambah dengan ceritanya yang konon dulunya tidak mempan di ledaki peluru ataupun senapan para penjajah yang menguasai Kota Surabaya kala itu.
Ya, Raden Muhammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad, biasa dikenal sebagai Sunan Ampel, salah seorang dari Walisongo, tokoh penyebar agama islam di Jawa. Lahir tahun 1401 M di Champa. Merupakan anak dari Syekh Maulana Malik Ibrahim dengan istri Dewi Candrawulan, Putri dari Champa.
Ajarannya yg sederhana membuat beliau dicintai oleh berbagai kalangan dari mulai raja sampai rakyat biasa. Salah satu ajarannya yg terkenal adalah ajaran moh limo. Beliau menetap di kawasan Ampel denta dan mendirikan masjid disana hingga berdiri sebuah pesantren Ampeldenta yang banyak mengeluarkan tokoh besar seperti Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat dan Raden Fatah, Raja pertama Kerajaan Demak. Kesemuanya kelak yang akhirnya meneruskan misi dakwah dari gurunya itu.
Beliau wafat pada tahun 1481 M dan tepat di belakang Masjid Ampel beliau dimakamkan. Hampir tak pernah sepi pengunjung, mereka berdatangan dr berbagai pelosok negeri. Apalagi di bulan Ramadhan ini, ramai sekali. Mereka melantunkan berbagai dzikir" serta kalam ilahi memohon atas hajat-hajat yang diridhoi. Pengunjung akan semakin meningkat ketika mendekati 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan hingga tempat nya tak mampu menampung jamaah yang datang.
Di area kompleks pemakaman juga terdapat makam keluarga dan santri-santri dari Sunan Ampel seperti mbah bolong dan mbah soleh. Di sana juga terdapat makam tokoh Pahlawan Nasional yaitu KH Mas Mansyur yang wafat pada tanggal 25 April tahun 1946 di usianya yang menginjak 49 tahun.Â
Tak hanya itu, di kawasan Ampel juga terdapat perkampungan Arab yang terkenal. Mereka merupakan etnis keturunan arab yaman dan cina yang berdagang sejak ratusan tahun lalu. Jadi tak heran jika banyak ditemui berbagai barang" khas timur tengah seperti baju gamis, sorban, peci, parfum dan lainnya.