Mohon tunggu...
Yasientha Dinda Syachkresna
Yasientha Dinda Syachkresna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator

Semoga bermanfaat!^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Girl from Nowhere (2018) Ungkap Sisi Gelap Sekolah!

13 November 2022   00:24 Diperbarui: 14 November 2022   00:52 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakah dari Filmolovers yang sama sekali belum menonton serial drama berjudul Girl from Nowhere (2018) yang berasal dari Thailand?


Jika belum, maka sebaiknya kalian cepat bukalah situs Netflix dan segera menonton.

Mengapa?

Karena, dibalik setiap kisah yang diceritakan pada setiap episode yang berbeda mengandung makna yang mendalam.

Segala bentuk adegan yang ditayangkan memiliki unsur realitas sosial yang sangat tidak asing di kehidupan kita.

Film

Irawanto (dalam Sobur, 2004) menjelaskan bahwa film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang kemudian diproyeksikan melalui layar.

Film mampu juga dikatakan sebagai 'jembatan' yang paling efektif untuk menciptakan pola pikir baru atau juga menyelaraskan pola pikir manusia.

Dalam hal ini, film menjadi salah satu cara atau media yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan, baik itu teguran atau pesan moral belaka.

Kemunculan film yang terdiri dari berbagai episode mampu dikategorikan sebagai serial drama atau serial film.

Dalam pembahasan kali ini, serial Girl from Nowhere (2018) dipahami sebagai sebuah serial yang diangkat dari kisah nyata.


Girl from Nowhere (2018)

Serial garapan negara Thailand ini memiliki pro dan kontra yang cukup serius sejak tayang perdananya.

Banyak sekali isu dan konflik yang timbul akibat tayangan dari setiap episode.

Serial Girl from Nowhere (2018) hadir dan dapat di tonton melalui situs Netflix yang memiliki jangkauan Internasional.

Dibalik setiap episode-nya yang berlatar sekolah dan pendidikan, serial ini memiliki tujuan tersendiri dari setiap adegannya, yakni menyampaikan pada semua orang bahwa sekolah bukan tempat utama yang aman untuk mengeyam pendidikan.

Citra 'sekolah' yang selalu baik tidak bisa dianggap aman sepenuhnya.

Anak harus diajarkan sejak dini bahwa sikap was-was dan hati-hati tidak hanya diterapkan di dunia luar sekolah, namun juga di dalam sekolah.

Sekolah yang di puja-puji sebagai lokasi yang aman dan nyaman ternyata bisa saja memberikan ancaman dan bahaya.

Hal itu dapat dilihat dari konflik atau permasalahan yang dihadirkan dengan mengangkat peristiwa yang kerap di jumpai di sekolah.

Contohnya adalah bagaimana pembullyan bisa terjadi serta guru yang memiliki predikat 'tua' dan 'dewasa' ternyata tak melulu mampu melindungi yang murid-muridnya.

Pesan Moral

Perbedaan pesan moral yang ditangkap oleh setiap penonton juga beragam.

Ada yang mengatakan bahwa pola pikir manusia yang cenderung serakah dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya mampu membawanya kepada pembalasan yang setimpal untuk tiap pilihan mereka (JH).

Kemudian, ada yang berpendapat bahwa setiap tindakan pasti memiliki konsekuensinya tersendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap dan sifat hati-hati dalam bertindak (SS).

Berikutnya disampaikan juga bahwa susahnya memperoleh keadilan di dunia ini juga mampu menjadikan kita buta dan tidak peka, yakni bahwa orang terdekat kita juga memiliki potensi untuk menyakiti dan mengecewakan kita (GR).

Hadirnya pandangan serta pendapat beberapa orang sudah mampu menjelaskan identitas serial Girl from Nowhere (2018).

Sebab, tak hanya mengangkat tentang kisah gelap di dunia pendidikan, serial ini menampilkan pesan moral seputar 'eksploitasi perempuan'.

Dalam hal ini, terlihat bahwa serial Girl from Nowhere (2018) ingin menyampaikan pada penonton bahwa kehadiran perempuan tidak terus menerus menjadi objek atau korban.

Karena, terlihat dari beberapa adegan yang menunjukkan bahwa adanya kata "lazim" ketika perempuan menjadi korban.

Hal ini ditentang keras oleh acting dan dialog dari sang pemeran utama, Nanno, yakni dimana hal tersebut bukanlah suatu hal yang patut diwajarkan atau dilazimkan.

Gimana menurut Filmolovers?
Sangat menarik untuk di tonton bukan?

Selain itu, untuk kalian yang penasaran dan ingin menonton film ini, PENTING dan DIANJURKAN apabila sudah berusia 18+.

TW : Serial yang dibahas mengandung unsur 18+.

DAFTAR PUSTAKA
Sober. 2014. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun