Mohon tunggu...
Yasientha Dinda Syachkresna
Yasientha Dinda Syachkresna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator

Semoga bermanfaat!^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Update Seputar Koran Terbesar di Korea Selatan!

21 September 2022   01:09 Diperbarui: 21 September 2022   01:20 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea Selatan

Siapa yang tidak pernah dengar mengenai Korea Selatan?

Mungkin hanya 3 dari 100 orang yang tidak mengetahui Korea Selatan.

Negara yang terkenal akan budayanya di kancah internasional ini diyakini memiliki koneksi internet tercepat bahkan dikabarkan akan meng-upgrade 5G menuju 6G.

Teman-teman pasti sudah bisa membayangkan se-canggih apa negara dengan julukan Negeri Gingseng tersebut.

Berbicara tentang internet, dengan adanya kemajuan internet yang semakin canggih mampu membawa Korea Selatan menjadi negara yang paling up to date.

Seperti yang telah dibahas di artikel Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia (klik disini), internet menduduki faktor teratas dalam hal penyebaran medianya.

Internet Korea Selatan

Keunggulan internet di Korea Selatan memicu hadirnya startup media digital yang menjadikannya pemimpin era dan semakin populer.

Kehadiran Google garapan Amerika menjadi pilar diciptakannya mesin pencaharian berbasis internet bernama Naver.

Naver diluncurkan pada tahun 1999 dengan fitur utamanya yang bernama Comprehensive Search atau juga disebut Pencarian Komprehensif yang menggunakan dukungan internet.

Keganasan internet mampu membawa para penggunanya menjadi semakin aktif dalam mengakses banyak hal, khususnya berita.

Peluncuran Naver ini membuka pintu digital baru bagi Korea Selatan dengan eksistensinya yang cukup tinggi dalam hal mengakses berita.

Namun, pendahuluan sebelum terbitnya portal berita digital atau online adalah dalam bentuk portal berita fisik berupa koran atau surat kabar.

Perkembangan Jurnalisme

Adaptasi yang dilakukan dari surat kabar kertas menuju surat kabar online memerlukan beberapa bentuk aksi yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari keseharian masyarakat Korea Selatan.

Kegiatan mengakses internet sudah tidak asing lagi, sehingga peralihan menuju surat kabar digital justru sangat diminati banyak orang.

Selain kemudahan dalam mencari, surat kabar ini tidak memakan banyak tempat dikarenakan praktisnya artikel melalui smartphone.

Perpindahan budaya membaca yang ada mampu tergolong pada perkembangan jurnalisme, yakni dimana para jurnalis menuangkan opini publik secara instant melalui media massa digital.

Mode bisnis juga ikut aktif seiring dengan meningkatnya popularitas jurnalisme online.

Pemasangan iklan atau ads di media massa digital mempermudah produsen untuk membagikan konten kepada khalayak.

Salah satu media massa digital yang sangat digemari banyak orang di berbagai belahan dunia ialah Instagram.

Tentu saja, kehadiran Instagram juga dimanfaatkan secara baik oleh Korea Selatan untuk memproduksi konten berita berbasis jurnalisme online.

Selain menjual-belikan surat kabar berupa kertas yang berlembar, beberapa perusahaan surat kabar melebarkan sayapnya menuju Instagram.

Salah satunya ialah JoongAng Ilbo. (Selengkapnya klik disini atau klik video dibawah).


Kepentingan komersial dan beberapa fitur yang dimiliki Instagram menjadi penentu sedikit atau banyaknya jumlah pengguna khususnya di dunia bisnis.

Banyak sekali surat kabar analog Korea Selatan yang masih senantiasa beredar di era digital saat ini, seperti JoongAng Ilbo, Hankook Ilbo, Joseon Ilbo, dan masih banyak lagi.

Tak hanya eksemplar berbahasa Korea, beberapa surat kabar ternama juga merilis eksemplar berbahasa Inggris, yakni bahasa internasional.

Kemajuan-kemajuan tersebut menjadi dampak positif yang memberi keuntungan dari adanya masyarakat digital saat ini. (Selengkapnya klik disini).

Hadirnya media konvensional tumbuh perlahan dikarenakan cenderung memandang kurang potensi atau kekuatan internet (Widodo, 2020, h.41).

Namun, tak sedikit bagi beberapa perusahaan media yang memberanikan diri untuk ambil aksi melebarkan sayap ke lingkup digital.

REFERENSI

Damanik, F. (2012). Menjadi Masyarakat Informasi. Jurnal SIFO Mikroskil, 13(1), 73-82.

DEE, V. (2010). MEDIA KOMUNIKASI KOREA SELATAN. DEE309.

LPPRO. Lppro.pancabudi.ac.id. (2013).

Widodo, Y. (2017). Menyoal Etika Jurnalisme Kontemporer: Belajar dari OhmyNews. Jurnal ASPIKOM, 1(1), 41.

Widodo, Y. (2020). Buku Ajar: Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun