Mohon tunggu...
Yashinta Bella
Yashinta Bella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Harta Karun di Kota 1001 Goa

15 Maret 2021   16:52 Diperbarui: 15 Maret 2021   17:14 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami menaiki tangga terlebih dahulu sebelum memasuki ke dalam goa. Sepanjang jalan menuju ke dalam goa, banyak penjual kipas yang menawarkan kipas manual kepada kami. Hal ini sudah menjadi perkiraan kami bahwa hawa di dalam akan panas. Ternyata perkiraan kami benar, kami sudah berada di dalam goa dan hawa terasa panas. 

Saat itu, banyak pengunjung di dalam goa dan kami cukup berdesakan. Kami harus menjaga jarak satu sama lain agar tidak terlalu bersentuhan. Telepas dari panasnya hawa di dalam goa, Goa Gong memiliki banyak pesona keindahan.  Stalagtit dan stalagmit yang dipadukan dengan lampu-lampu neon berwarna-warni menambah keindahan Goa Gong. 

Selain sebagai keindahan, lampu-lampu ini sengaja dipasang pada beberapa titik stalagtit ataupun stalagmi untuk penerangan di dalam Goa Gong. Lampu-lampu itu berwarna-warni ditambah dengan adanya suara air mengalir mmbuat suasana semakin alami. Kami terus memasuki ke dalam goa dengan jalan yang hanya pas untuk dua orang lewat dari arah kami dan arah berlawanan. 

Jalan yang kami lalui yaitu menanjak dan terkadang merupakan jalan menurun membuat kami harus berhati-hati melewatinya. Namun, jalan yang dibuat sudah karena berbentuk tangga dan ada pegangan tangga sepanjang jalan yang kami lewati. Tak lupa, kami berfoto di dalam goa. Kami tidak bisa berlama-lama dalam mengambil foto karena jalan cukup sempit. Oleh karena itu kami harus sesegera mungkin dalam mengambil foto agar tidak menghalangi orang yang ingin lewat.

Foto Goa Gong / dokpri
Foto Goa Gong / dokpri

Setelah kami terus menikmati keindahan Goa Gong, akhirnya kami sampai di ujung jalan dan keluar dari Goa Gong.  Untungnya, udara di luar goa tidak begitu panas. Kami membeli minuman, saya membeli pocari seharga selapan ribu rupiah. Sambil menikmati suasana sekitar, kami beristirahat melepas lelah. Penat kami sudah sedikit hilang, lalu kami lanjut berjalan dan mendapati banyak penjual sovenir. 

Kami sudah melewati penjual souvenir dan memutuskan untuk berkumpul di bawah pohon rindang. Setelah semua berkumpul, kami berjalan menuju parkiran bus dan langsung naik ke dalam bus.  Sekitar pukul 13.00, kami melanjutkan perjalanan pulang dengan bis. AKhirnya, kami tiba di asrama sekitar pukul 16.00.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun