Mohon tunggu...
Yashifa Awaliyah
Yashifa Awaliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Charles Wright Mills: Rasionalisasi dan Imajinasi Sosiologi

16 November 2022   13:28 Diperbarui: 16 November 2022   13:34 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charles Wright Mills (sumber : thoughtco.com)

Charles Wright Mills adalah seorang sosiolog Amerika. Ia lahir pada tanggal 28 Agustus 1916 di Texas. Pada tahun 1939, Mills menyandang gelar A.B dan A.M dari Universitas Texas dan menyandang gelar Ph.D dari Universitas Wisconsin di tahun 1941. Kemudian pemikiran-pemikiran yang Mills tuangkan dalam karyanya sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber.

Rasionalisasi

Dikarenakan pemikiran Mills yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber, akhirnya membuat pemikirannya menjadi berpusat pada "rasionalisasi. Yang mana rasionalisasi merupakan aplikasi praktis dari pengetahuan yang gunanya untuk menggapai tujuan yang diharapkan. Kemudian, rasionalisasi disini menjadi asumsi dasar Mills mengenai sifat manusia dan masyarakat.

Adapun asumsi dasar Mills yaitu ia menegaskan kalau manusia tidak bisa dipahami terpisah dari sejarah serta struktur sosial dimana mereka berinteraksi. Lalu pada dasarnya manusia itu termotivasi oleh nilai, norma, perubahan strukturasl, dan sistem kepercayaan yang ada di masyarakat mereka, Dan di lain sisi, beragam perubahan struktural dalam peningkatan masyarakat dianggap sebagai suatu lembaga yang menjadi lebih merangkul, lebih besar, dan lainnya.

White Collar Worker

Mills mengungapkan bahwa adanya white collar worker (pekerja kerah putih) itu bersumber dari perubahan pekerjaan yang diakibatkan dari perubahan teknologi, meningkatnya kebutuhan di pasar barang dari masyarakat industry, dan lainnya. White collar worker juga memiliki karakteristik yaitu bergantung pada birokrasi besar demi keberadaan mereka dan tidak terorganisir. Dengan adanya white collar worker (pekerja kerah putih) juga telah membawa efek mendalam pada sistem pendidikan di birokrasi-industri masyarakat. 

Dimana promosi dan prestasi kerja dilatarbelakangi pada pekerjaan yang mengikuti perintah birokrasi dan orang lain. Mills juga mengatakan kalau pendidikan kini telah bergeser ke arah yang fokus pada kejuruan. Sedangkan SMA dan perguruan tinggi kini menjadi wadah pelatihan untuk birokrasi besar industry dan pemerintah.

Kemudian Mills juga mengidentifikasi bahwa terdapat 5 masalah sosial yang menyeluruh, yaitu :

  • Adanya alienasi
  • Ancaman terhadap kebebasan manusia
  • Apatis
  • Ancaman pada demokrasi
  • Adanya konflik diantara akal manusia dengan rasionalitas

Imajinasi Sosiologi

Perlu kita tahu bahwa ilmu sosial memiliki janji yaitu untuk membawa alasan dalam rangka menyelesaikan permasalahan manusia. Untuk itu, agar janji tersebut dapat terpenuhi, mka kita diharuskan fokus pada masalah substantif dan menghubungkan masalah tersebut untuk hal yang bersifat historis dan struktural dari sistem sosiokultural masyarakat. Mills mengungkapkan bahwa Sosiologi Imajinasi sesungguhnya bekerja dengan cara mempengaruhi dan melukiskan pola pikir mengenai hal-hal yang sosiologis dengan menekankan pada relasi pengalaman individu dengan sosialnya.

Terdapat 3 komponen yang membangun imajinasi sosiologi yaitu sejarah, biografi, dan struktur sosial. Kemudian dalam imajinasi sosiologi, nantinya individu tidak perlu takut dan ragu untuk berpikir secara ekstrim yang imajinatif serta dalam mengeluarkan ide-ide secara langsung dengan bahasa yang sederhana. 

Selain itu, dalam imajinasi sosiologi, Mills juga mengatakan bahwa para ahli sosial menafsirkan "masalah privat menjadi masalah publik". Maksudnya seseorang menghubungkan masalah yang dihadapinya dalam biografinya ke lembaga-lembaga sosial, hubungan yang membangun struktur sosial, lalu kemudian menemukan struktur dalam sejarah. Dan perlu diketahui, bahwa sesungguhnya imajinasi sosiologi itu sangat sulit untuk sebagian besar individu di masyarakat, dalam rangka untuk menghubungkan masalah privat yang mereka hadapi kepada lembaga-lembaga sosial dimana mereka tinggal dan menetap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun