Sebelum membahas mengenai teori fungsionalisme struktural, kita harus tahu siapa itu Talcott Parsons. Talcott Parsons adalah tokoh yang mengemukakan mengenai teori fungsionalisme struktural. Ia lahir pada tahun 1902 di Colorado Spring. Parsons terlahir dari keluarga yang religius dan intelektualis. Ia sudah menerbitkan beberapa karya seperti  "The Structure of Social Action" (1937) dan "The Social System" (1951). Selain itu, Parsons juga menjadi tokoh dominan sosiologi Amerika.
Teori ini dianalogikan seperti anatomi tubuh manusia. Bagi parson, masyarakat itu terintegrasi atas dasar kesepakatan bersama mengenai nilai-nilai, sehingga masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem yang saling terintegrasi dalam equilibrium (keseimbangan). Dengan demikian, hakikatnya masyarakat memiliki suatu keterhubungan dan saling ketergantungan.
Dalam fungsionalisme struktural terdapat dua komponen yaitu aktor dan sistem sosial.
- Aktor ialah seorang individu yang mendapakan proses sosialisasi dari anggota masyarakat, yang hasilnya nanti individu tersebut akan mempunyai orientasinya masing-masing.
- Sistem sosial merupakan bagian dari kesepakatan (consensus) bersama dari semua anggota masyarakat yang nantinya diwujudkan dengan simbol (nilai norma aturan) bersama.
Sistem sosial tidak terlepas dari aktor, interaksi, lingkungan, optimalisasi kepuasan, dan kultur dari aktor. Selain itu, dalam memelihara sistem sosial terdapat beberapa integrasi pola nilai yang menjadi persyaratan, yaitu proses internalisasi dan sosialisasi.
Eksistensi Aktor dalam Sistem Sosial
Parsons mengatakan bahwa aktor dalam proses sosialisasi itu bertindak pasif. Maksudnya aktor (individu) hanya menerima dari individu yang lain. Akan tetapi, hal ini mendapat kritikan dari Francois Baurricaud dengan dialektika sosialisasinya. Menurutnya, aktor itu bertindak aktif karena pada dasarnya aktor itu merespons dan juga mereproduksi.Â
Proses sosialisasi
Proses sosialisasi ini terjadi pada individu yang nantinya individu itu akan memiliki nilai dan norma, saat proses tersebut internalisasi juga semakin kuat. Lalu dari proses itulah nantinya individu akan memiliki kesadaran kolektif sebagai masyarakat.
Tindakan Sosial Aktor
Pada dasarnya tindakan manusia itu bersifat sukarela (voluntaristik). Sedangkan dalam perspektif fungsionalisme struktural, tindakan aktor selalu memiliki orientasi/tujuan yang tujuannya itu selalu melekat pada norma dan nilai yang ada pada masyarakatnya melalui proses internalisasi dan sosialisasi pada diri aktor tersebut.
Masyarakat dalam fungsionalisme struktural
Masyarakat dianggap sebagai sekumpulan sistem sosial yang saling berhubungan dan bergantung. Teori fungsionalisme struktural melihat masyarakat itu berjalan secara harmonis dan seimbang. Agar tidak terjadi konflik dan disfungsi (ada yang tidak berjalan dengan baik) di masyarakat maka hal yang harus dilakukan ialah patuh pada norma dan nilai yang berlaku.
Cara Mempertahankan Stabilitas Masyarakat
Pada tahun 1956 parson merevisi teori Sistem miliknya kemudian ia mengemukakan bahwa ada empat subsistem dalam sistem masyarakat yang dikenal dengan model AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, dan Latency). Berikut fungsi dari keempat subsistem tersebut :
- Adaptation (adaptasi)
Dilakukan oleh subsistem ekonomi, fungsinya untuk menanggulangi situasi eksternal yang bahaya dan harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan.
Goal attainment (pencapaian tujuan)
Dilakukan oleh subsistem politik, fungsinya ialah sistem harus mencapai tujuan utamanya.Integration (integrasi)
Dilakukan oleh subsistem sosial dan hukum, fungsinya untuk mempertahankan keterpaduan antar komponen yang berbeda.Lattent pattern maintenance (mempertahankan pola dan struktur masyarakat)
Dilakukan oleh subsistem budaya, fungsinya untuk memelihara norma dan nilai yang berlaku dengan tujuan kelestarian struktur masyarakat.
Sumber : Podcast Sosiologi KOPI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H