Mohon tunggu...
Yarra Wiryadenta
Yarra Wiryadenta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

Menulis adalah langkah yang saya kira tepat untuk melatih diri menuangkan ide dan mengekspresikan opini beserta argumen relevan untuk masyarakat Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ideologi sebagai Penggerak Bangsa dan Pemuda

17 November 2023   15:35 Diperbarui: 17 November 2023   15:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ideologi dalam Indonesia tercerminkan dari partai-partai yang ada. Partai-partai di Indonesia rata-rata memprioritaskan ideologi nasionalisme dan agama. Demokrasi di Indonesia bisa dikatakan unik karena Indonesia merupakan segelintir negara dengan sistem demokrasi republik yang mencampurkan unsur agama dalam urusan negara. Hal tersebut mencerminkan perjuangan Indonesia yang banyak dipengaruhi oleh kelompok agama dalam masa-masa kemerdekaan Indonesia. 

Pada zaman reformasi, Indonesia secara umum menganut ideologi pancasila sebagai ideologi, weltanschauung (pandangan hidup), philosophische grondslag dasar filosofi maupun dasar hukum. Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno dalam pidatonya pada 30 Juni 1945 merupakan hasil akumulasi pemikiran Ir. Soekarno atas pengalamannya dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Pada zaman perjuangan kemerdekaan dan orde lama, para pemuda digerakkan oleh ideologi yang kuat. Semangat kemerdekaan dan juga ideologi merupakan penggerak utama yang menjamin tidak adanya penyimpangan yang dilakukan oleh individu-individu pada saat itu. 

Masalah umum yang kita bisa lihat pada zaman reformasi dilandasi perilaku yang menyimpang oleh pemimpin-pemimpin yang memiliki kekuasaan. Kasus-kasus seperti gratifikasi, korupsi, politik uang, dan polarisasi merupakan bentuk-bentuk dari penyimpangan nilai-nilai Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup. Gratifikasi, politik uang, dan korupsi merupakan penyimpangan dari sila kelima yang menekankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mementingkan kepentingan sendiri apalagi dalam posisi kekuasaan adalah upaya yang merusak kesehatan demokrasi Indonesia. Terutama pada komitmen terhadap peraturan hukum di Indonesia. Untungnya Indonesia memiliki KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang secara khusus bertindak sebagai wasit dalam pelaksanaan demokrasi Indonesia. Peran wasit dalam pelaksanaan kekuasaan penting bagi kesehatan demokrasi Indonesia. Di dalam dinamika demokrasi yang tidak ada solusi terhadap masalah perusak demokrasi maka demokrasi tersebut akan mengalami erosi dan lama-kelamaan jatuh ke dalam pemerintahan otoriter atau diktator.

Dalam berdinamika politik, anak muda seharusnya memiliki ideologi yang kuat, sehingga tidak ada penyimpangan yang terjadi. Ideologi yang kuat bukan berarti terjun ke dalam kelompok fanatik, melainkan menjalani ideologi sesuai dengan aturan demokrasi Indonesia dan ideologi itu sendiri. Pancasila sebagai ideologi bersama, dalam penerapannya masih kurang sesuai. Realita yang kita semua hadapi adalah maraknya kasus korupsi, kemiskinan yang masih banyak, serta hukum Indonesia yang pada saat ini dinilai melemah. Apabila para pemuda memiliki ideologi yang kuat dalam pemikiran berpolitik, maka kemungkinan besar yang dijalani ketika memiliki kekuasaan adalah sesuai dengan ideologi yang dianuti. Jadi, Ideologi menjadi jaminan sebuah kekuasaan bisa dilaksanakan dengan sebaik mungkin tanpa penyimpangan apapun.

Ideologi dan Aksi

Ideologi yang kuat juga harus dibarengi dengan aksi yang dilakukan seorang pemimpin. Para pemuda bukan hanya harus menjadi seorang pemikir, tetapi menjadi seorang pelaku. Pelaku, atau penggerak dalam demokrasi Indonesia bukan berarti harus terjun ke dalam politik. Telah dijelaskan bahwa sebuah demokrasi yang sehat memiliki masyarakat yang dinamis. Dinamis berarti masyarakat mampu berkarya dalam organisasi-organisasi non-pemerintah maupun forum-forum diskusi. Melalui penelitian, pemikiran kritis, maupun pelayanan terhadap masyarakat anak muda dapat berperan aktif dalam menjalani demokrasi Indonesia. 

Salah satu contoh konkret adalah Pandawara Group. Sempat terjadi kontroversi antara Pandawara Group dengan Walikota Sukabumi. Pandawara Group yang memiliki tujuan objektif, yakni membersihkan lingkungan sekitar pantai Cibutun menjadi polemik karena ditolak oleh kepala desa setempat. Kasus ini menjadi contoh baik betapa besarnya peran institusi atau kelompok non-pemerintah dalam menegakkan keadilan. Dalam hal ini, keadilan yang ingin ditegakkan adalah kebersihan lingkungan bagi warga setempat. Walaupun menjadi polemik, tetapi kelompok-kelompok seperti ini menjadi penggerak demokrasi yang sehat karena mereka mampu mengkritisi pemerintah melalui kenyataan untuk menegakkan keadilan yang ada. Anak muda tidak hanya menjadi agen perubahan dalam politik Indonesia, tetapi juga dalam demokrasi Indonesia secara umum. Melalui aksi-aksi nyata pemuda-pemudi Indonesia bisa menjadi seorang penggerak, bukan hanya seorang pemikir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun