Mohon tunggu...
Yarra Wiryadenta
Yarra Wiryadenta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

Menulis adalah langkah yang saya kira tepat untuk melatih diri menuangkan ide dan mengekspresikan opini beserta argumen relevan untuk masyarakat Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Music

Mengapa Saya Mendengarkan Musik Klasik?

20 Agustus 2023   23:10 Diperbarui: 20 Agustus 2023   23:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Debussy, Beethoven, Chopin, Liszt, Rachmaninoff, Tchaikovsky. Itulah segelintir nama-nama komposer musik klasik yang sering kali saya dengarkan ketika sedang belajar. Menikmati campuran lagu klasik dari era baroque sampai era kontemporer membuat saya terkagum akan kreativitas dan kehebatan para komposer yang mampu membuat lagu-lagunya tetap 'hidup' walau lagu-lagu tersebut sudah beratus-ratus tahun yang lalu dibuat. 

Sebagai seorang pemain piano, saya melihat setiap penulisan not balok yang telah dibuat oleh para komposer sebagai sesuatu yang sakral dan tidak bisa diubah. Bentuk musik klasik memaksakan para pemainnya untuk disiplin dan tepat sasaran ketika bermain. Perlu dijelaskan bahwa seorang pemain musik klasik bukanlah menjadi budak kertas partitur, akan tetapi seorang pemain klasik dibebaskan dalam keterbatasan-keterbatasan not balok yang ada. 

Sebagai contoh, permainan lagu liebestraum No.3 oleh Nobuyuki Tsuji dengan interpretasi Yuchan Lim berbeda. Berbeda dalam arti, volume, ritme, maupun cara bermain masing-masing memiliki kekhasannya. Seorang pendengar musik klasik sudah pasti bisa membedakan permainan-permainan lagu yang dibawakan oleh pemain  yang berbeda-beda. Dalam keterbatasan-keterbatasan itulah, seorang pemain mahir bisa mengekspresikan keinginan suara yang diharapkan.

Musik klasik tidak hanya sebatas lagu-lagu yang dimainkan zaman dulu. Musik klasik dapat dibagi menjadi beberapa bagian, sesuai dengan periode sebuah lagu dibuat. Umumnya dibagi menjadi 6 bagian, yakni Medieval, Renaissance, Baroque, Classical, Romantic, dan 20th-21st century. Dari keenam periode lagu klasik, saya lebih menikmati lagu klasik dari era romantis.

Era Romantis membawakan berbagai inovasi dalam menyusun sebuah lagu klasik. Komposer-komposer ternama pun, banyak berasal dari era romantis seperti Chopin, Debussy, Verdi, Tchaikovsky, dan lain-lain. Apabila Anda tertarik mengisi telinga anda dengan keindahan lagu-lagu masa lampau ada beberapa rekomendasi lagu klasik romantis yang menurut saya cocok untuk Anda apabila penasaran.

  1. Waltz of flowers - Tchaikovsky

  2. Liebesleid - Fritz Kreisler

  3. Piano Concerto No.1 - Tchaikovsky

  4. Clair de Lune - Debussy

  5. Nocturne Op. 9 No. 2 - Chopin

  6. Ballade No. 1 in G minor - Chopin

  7. Czardas - Vittorio Monti

  8. Piano Concerto No.2 in C minor - Sergei Rachmaninov

  9. The Blue Danube Waltz - Johann Strauss

  10. waltz no 2 - Dmitri Shostakovich

Pada akhirnya, musik klasik merupakan bentuk musik yang dipandang sebagai bentuk seni musik yang sesungguhnya murni. Ketika Anda mencoba mendengar lagu-lagu klasik, mungkin pada awalnya akan terdengar pelan, dan Anda akan merasa ngantuk. Lawanlah! Karena sesungguhnya ketika Anda sudah paham kompleksitas serta keinginan para komposer. Anda sesungguhnya sudah bisa menghargai karya-karya musik klasik dan menikmatinya dengan penuh kekaguman dan ketenangan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun