Mohon tunggu...
Yara Mustafa Rahal
Yara Mustafa Rahal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siber Asia

traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Kampanye Pilpres di Media Sosial 2024

7 Februari 2024   19:16 Diperbarui: 7 Februari 2024   19:26 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kampanye jelang pilpres 2024 sudah gencar dilakukan oleh sejumlah partai politik yang melakukan kampanye melalui media social  sebagai platform komunikasi dengan masyarakat. 

Media Sosial sangat penting untuk kepentingan komunikasi terutama didalam kampanye karena dapat menjangkau masyarakat secara luas dan cepat sehingga menciptakan opini public . 

Manusia tidak bisa membendung perkembangan dan perubahan zaman di era digital ini sehingga masyarakat harus menguasai ilmu literasi agar pengguna menjelajahi pengetahuan yang valid.

Salah satu fenomena menarik adalah bagaimana kandidat capres memanfaatkan media social untuk membangun citra , menyebarkan program, dan berinteraksi dengan pemilih. Menurut "Amaly dan Armiah (2021), literasi digital menjadi kunci dalam memahami dan memilah informasi yang disebarkan melalui media social , terutama dalam menghadapi berita hoax" .  Dalam konteks pilpres , literasi digital masyarakat sangat penting untuk memastikan informasi yang diterima adalah akurat dan dapat dipercaya.

Literasi digital juga sangat penting karena disaat pemilu banyak sekali berita hoax dan buzzer politik. Dalam menyikapi masalah ini masyarakat harus objektif dan cerdas dalam mengambil berita dan tidak ikut terpengaruh dalam propokatifnya.

Tiktok merupakan salah satu platform media social yang sering digunakan oleh pilpres dalam melakukan kampanye, adu pendapat antar pendukung , penyebaran berita hoax dan buzzer . Fenomena live Tiktok ini menjadi viral saat paslon 1 Anies Rasyid Baswedan menyapa penggemarnya melalui live tiktok secara terus menerus. 

Tanggapan penulis mengenai penggunaan Tiktok ini sangat tepat , karena tiktok salah satu iplatform yang banyak digunakan dari kalangan anak kecil, remaja hingga oang dewasa . Paslon urut 1 secara langsung mengadakan kampanye live tiktok dengan penonton ribuan dengan tema yang sudah ditentukan setiap livenya. Dengan kampanye ini pendukungnya meningkat drastic apalagi dikalangan mahasiswa.

Kelebihan berkampanye dimedia social yaitu mempermudah proses branding politik , praktis , menjangkau seluruh khalayak , bisa mengetahui isu politik lain, bisa memantau target dengan mudah ,dan menambah suara dengan cepat. 

Kekurangan kampanye di media social yaitu rawan akan berita hoax , berpeluang serangan fitnah dari lawan maupun masyarakat dan memberikan informasi tentang kekurangan paslon sehingga lawan dapat menyerang dengan mudah. 

Sebelum mendapatkan informasi kita harus berfikir kritis dengan cara menganalisi dan mengevaluasi dengan teliti terhadap berita kampanye atau isu politik . Sikap kritis mampu memecahkan masalah dan membantu seseorang dalam mengambil keputusan, apalagi di dalam situasi kampanye politik semua paslon melakukan peran atau drama yang baik untuk mencari suara.

  • Buzzer politik melakukan black campaign

Menjelang pemilu akan muncul buzzer politik di media social baik mengkampanyekan paslon maupun menjatuhkan lawan dan membuat onar. Tak jarang pesan yang mereka sebarkan adalah hoax dan black campaign yang bersifat penghinaan dan fitnahan melalui akun anonim.

Cara menghindari buzzer

Buzzer bisa terjerat hukum UU ITE apabila mereka sudah melakukan tindakan yang fatal. Literasi digital sangat penting dan mempengaruhi bagaimana melawan opini negative . Pertama jangan mudah terpancing dan termakan berita hoax . Hindari berurusan dengan berita negative dan lebih cenderung mencari berita positif. Berkampanyelah secara tertib dan teratur.

  • Konsisten membangun citra kampanye dan tidak blunder

Membangun branding atau citra politik di dalam media social adalah peluang yang bagus. Akan tetapi mereka tidak sadar bahwa dibalik membangun citra yang berlebihan itu menjadi boomerang bagi mereka sendiri . Tidak berhati hati akan berdampak kehancuran dan merusak refutasi

Cara mengatasi gagal branding kampanye di media social

  • Bersifat jujur dan transparan adalah salah satu cara mengatasi blunder kampanye .
  • Konsisten membangun citra dan menyebar kebaikan
  • Memasang iklan yang bertujuan jelas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun