Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Menjadi Manajer Sejati: Keputusan Cerdas, Taktik Jenius, dan Algoritma di Dunia Sepakbola

23 November 2024   20:39 Diperbarui: 23 November 2024   20:39 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Teknologi VAR: Teman atau Musuh?

Ah, VAR. Keputusan besar yang kini diserahkan ke teknologi. Ada dua kemungkinan reaksi setelah VAR memberi keputusan:

  • Protes Wasit: "Wasit, beli kacamata! Bahkan robot pun tidak suka Anda!"
  • Selebrasi: "Akhirnya keadilan di dunia ini!" (diikuti komentar nyinyir dari fans lawan).

VAR adalah cerminan kehidupan manajer: Anda bisa mempersiapkan semuanya, tapi pada akhirnya, robot yang menentukan nasib Anda.

Keputusan Setelah Pertandingan: Antara Euforia dan Evaluasi

Pertandingan selesai. Tim Anda menang? Selamat, Anda pahlawan. Tim Anda kalah? Saatnya mencari kambing hitam.

1. Konferensi Pers: Seni Jawaban Aman

Jika tim kalah, konferensi pers adalah tantangan. Beberapa tips klasik:

  • Blame the Weather: "Rumputnya terlalu licin, hujan tidak mendukung permainan kami."
  • Pujian Setengah Hati: "Lawan bermain bagus, tapi wasit lebih sibuk mengurus VAR."
  • Harapan Baru: "Kami akan lebih baik di pertandingan berikutnya."

Tentu, jika menang, semua pujian dialamatkan ke taktik Anda (dan sedikit keberuntungan karena kiper lawan sedang sibuk memikirkan cicilan mobil).

2. Evaluasi Tim: Umpan Balik yang Diterima Setengah Hati

  • Kepada Tim: "Bagus, tapi kita harus lebih konsisten." (Padahal ingin bilang, "Kalian beruntung lawan main jelek.")
  • Kepada Diri Sendiri: "Mungkin aku harus lebih percaya insting daripada algoritma." (Karena algoritma tidak bisa memprediksi penalti gagal di menit ke-90.)

Jadi Manajer Itu Bukan Main Game

Mengelola klub sepakbola adalah seni pengambilan keputusan yang penuh dengan data, intuisi, dan sedikit keberuntungan. Dari memilih pemain hingga strategi di lapangan, setiap keputusan bisa jadi perbedaan antara trofi atau surat pemecatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun