Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Berita Palsu: Kok Bisa Sih Kita Tertipu? Teori dan Metode Deteksi yang Asyik!

20 November 2024   16:04 Diperbarui: 20 November 2024   16:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Informasi Multimodal: Antara Gambar dan Teks

Berita palsu sering kali pakai gambar yang heboh tapi nggak nyambung sama isi beritanya. Misalnya, ada berita tentang badai dahsyat, tapi fotonya malah dari film Hollywood. Teknologi AI seperti model SAFE (yang disebut di file tadi) mengecek apakah teks berita relevan dengan gambar yang digunakan. Kalau nggak nyambung, hati-hati, itu bisa jadi jebakan betmen!

"Tantangan dan Harapan: Dunia Tanpa Hoaks?"

Meski teknologi makin canggih, deteksi berita palsu tetap menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah kurangnya data. Berita palsu sering muncul dalam konteks baru yang belum pernah ada sebelumnya. Jadi, algoritma perlu terus belajar.

Ada juga tantangan untuk membuat metode deteksi yang bisa diaplikasikan lintas budaya dan bahasa. Gaya menulis, cara berpikir, dan media di tiap negara berbeda-beda. Kalau metode deteksi hanya cocok di satu tempat, itu nggak cukup efektif.

Namun, masa depan terlihat menjanjikan. Dengan kombinasi teknologi, pemeriksaan manual, dan edukasi publik, kita mungkin bisa hidup di dunia yang lebih bebas dari berita palsu.

"Kok Kita Masih Suka Ketipu?"

Sekarang kamu mungkin bertanya-tanya, "Kalau teknologi udah secanggih itu, kok berita palsu masih merajalela?" Jawabannya, sayangnya, ada pada kita, para pengguna. Selain faktor algoritma, ada juga faktor kebiasaan manusia yang bikin berita palsu tetap berjaya.

1. Malas Cek Fakta

Kita sering kali percaya aja sama judul berita tanpa membaca isinya. Apalagi kalau judulnya sesuai sama opini pribadi kita. Ya, bias konfirmasi lagi-lagi berperan di sini. Teknologi boleh canggih, tapi kalau kita males klik tombol "cari tahu lebih lanjut," ya sama aja bohong.

2. Efek FOMO (Fear of Missing Out)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun